Pengamat Ungkap Faktor Kelompok Pemuda Rentan Terlibat Terorisme: Situasi Indonesia Sekuler dan Liberal

6 April 2021, 18:11 WIB
Personel kepolisian bersenjata berjaga di depan Gedung Mabes Polri, Jakarta, Kamis 1 April 2021. /ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

PR DEPOK - Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh, Al Chaidar buka suara terkait aksi terorisme yang terjadi di Indonesia.

Menurut Al Chaidar, secara sosiologis kekeringan spiritual terjadi karena situasi Indonesia yang sekuler dan liberal.

“Sehingga mengakibatkan kaum muda mengalami gejala kekeringan spiritual yang hebat,” kata Al Chaidar seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada Selasa, 6 April 2021.

Baca Juga: Semprot Oposisi yang Kerap Salahkan Jokowi, Ferry Koto: Coba Presidennya Erdogan, Akan Dibela Habis-habisan

Apabila hal itu terus dibiarkan, lanjut Al Chaidar, maka aksi terorisme akan terus semakin berkembang.

Selain itu, Al Chaidar berpendapat bahwa faktor infrastruktur hukum juga masih tergolong lemah. Hal itu juga menyebabkan tindakan terorisme terus berlangsung.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa kurangnya ilmu pengetahuan agama dan keringnya nilai spiritual menyebabkan kelompok pemuda mudah terjebak dan terlibat berbagai aksi terorisme di Tanah Air.

Baca Juga: Tantang Debat Benny Harman Soal Buku 'Yesus Sang Radikal', Ferdinand: Tempat dan Waktu Saya Siapkan

“Dua hal itu sudah bisa sangat kondusif untuk kelompok teroris menjadi langgeng,” ujarnya menambahkan.

Selanjutnya, Al Chaidar mengatakan bahwa masih munculnya serangan terorisme di berbagai daerah di Indonesia tidak terlepas dari adanya ideologi transnasional wahabi takfiri yang masih berkembang di Indonesia.

Selain itu, masalah politik dan demokrasi di Indonesia turut menjadi alasan bagi kelompok teroris untuk terus melancarkan aksinya di Tanah Air.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit menyatakan adanya terduga teroris berinisial ZA (25).

Baca Juga: Arief Poyuono Soroti Besaran Pajak Atta Halilintar per Tahun: Anak Muda Kreatif yang Sumbang Pemasukan Negara

ZA diketahui melakukan penyerangan di Markas Besar (Mabes) Polri pada Rabu, 31 Maret 2021 lalu. Ia juga dikatakan berideologi radikal ISIS.

“Ini dibuktikan dengan postingan yang bersangkutan di sosial media,” tutur Listyo Sigit.

Hal itu terbukti dari sebuah unggahan yang menunjukkan simpati terhadap ISIS. Unggahan tersebut diunggah ZA sebelum melakukan aksi terornya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler