Wakili Indonesia Pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB, Menlu: Palestina dan Israel Perlu Berunding Kembali

21 Mei 2021, 11:45 WIB
Menlu Retno Marsudi. /ANTARA/Yashinta Difa

PR DEPOK – Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi menekankan pentingnya Palestina dan Israel untuk bertemu kembali di meja perundingan demi menciptakan perdamaian yang awet.

Hal ini dimaksudkan setelah adanya pemberitahuan mengenai gencatan senjata di Gaza.

Menlu Retno mengungkapkan pernyataannya pada pertemuan yang digelar tertutup dengan sejumlah menteri luar negeri dan Presiden Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volkan Bozkir di New York pada Kamis, 20 Mei 2021.

Pernyataanya itu diutarakan seusai sesi debat yang dilaksanakan oleh badan dunia itu dengan topik situasi di Palestina.

Baca Juga: 30 Dukun Santet Kirim ‘Rudal Jin’ ke Israel Demi Bantu Kemerdekaan Palestina, Mustofa: Logikanya Bagaimana?

“Jadi setelah gencatan senjata dilakukan, harus diberikan tekanan agar negosiasi segera dilakukan untuk menyelesaikan isu mendasarnya,” jelas Menlu Retno dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA pada Jumat pagi, 21 Mei 2021 waktu Jakarta atau Kamis malam waktu New York.

Retno menyebutkan bahwa para menlu yang hadir juga memiliki pandangan yang sama dengannya yaitu dengan memberikan tekanan internasional kepada Palestina dan Israel beserta pihak-pihak yang terlibat.

Tujuannya untuk mengatasi isu utama yaitu menyelesaikan pendudukan supaya aksi kekerasan tidak terus-menerus terjadi.

“Dalam kesempatan tersebut, saya sampaikan pentingnya semua negara yang hadir menggunakan pengaruhnya agar isu mendasarnya yaitu penjajahan, dapat diselesaikan,” ungkap Retno.

Baca Juga: Akhirnya Israel-Hamas Gencatan Senjata, Azzam Mujahid: Takbir Menggema di Gaza Takbir Idul Fitri yang Tertunda

Gencatan senjata antara Hamas yang merupakan kelompok Palestina yang mengendalikan wilayah Gaza, dan Israel telah berlangsung pada Jumat pukul 02.00 waktu setempat.

Kedua belah pihak bersikukuh untuk melakukan aksi balasan terhadap segala pelanggaran gencatan senjata yang dilancarkan pihak lawan.

Sedangkan Mesir yang menjadi mediator akan melakukan pemantuan mengenai gencatan senjata melalu dua delegasi yang mereka utus.

Penyampaian mengenai gencatan senjata itu hadir di hari yang sama ketika Majelis Umum PBB menggelar sesi debat dengan topis situasi di Palestina dan Timur Tengah.

Baca Juga: PKS Sebut Istilah ‘Zionis Nusantara’, Ruhut Sitompul: Mau Coba Menari dengan Naikkan Simpati Rakyat?

Ada sekitar 103 negara dan organisasi internasional yang telah dan berniat mengutarakan pandangannya terhadap isu tersebut.

Pertemuan selanjutnya direncanakan akan digelar pada pekan depan.

Pada sesi debat itu, Menlu Retno menjadi perwakilan dari Indonesia mengatakan tiga seruan di pertemuan dengan Majelis Umum PBB.

Pertama yaitu penghentian aksi kekerasan dan dilaksanakannya gencatan senjata.

Kedua memastikan adanya akses kemanusiaan dan pemberian perlindungan kepada masyarakat sipil.

Baca Juga: Prediksi Liga Spanyol Real Valladolid vs Atletico Madrid, Los Rojiblancos Butuh Satu Kemenangan Lagi

Ketiga mendorong agar dilakukan kembali proses negosiasi multilateral yang kredibel.

Sebelumnya, pertempuran yang sudah berlangsung sejak 10 Mei lalu itu, pejabat kesehatan di Gaza mengungkapkan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak yang kehilangan nyawa dan lebih dari 1.900 orang mengalami luka-luka dikarenakan serangan udara.

Di kubu Israel sendiri ada sekitar 160 petempur yang tewas di Gaza.

Otoritas menginformasikan bahwa jumlah korban yang meninggal di Israel ada dua belas orang, dengan ratusan orang mendapatkan perawatan akibat cedera setelah terkena serangan roket yang menimbulkan kepanikan dan mengakibatkan warga harus mengungsi.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler