Ragukan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Herman Khaeron: Mestinya Pendapatan Rakyat Naik, tapi Malah Sebaliknya

7 Agustus 2021, 18:34 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron. /Instagram @ehermankhaeron

PR DEPOK – Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron meragukan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 yang mencapai 7 persen.

Menurut Herman Khaeron, tidak ada efek dan realitas nyata yang terjadi pada kondisi Indonesia atas pertumbuhan ekonomi 7 persen tersebut.

Jika benar pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 7 persen, kata Herman Khaeron, seharusnya terlihat pada Covid-19 yang terkendali hingga pendapatan masyarakat naik.

Pendapat tersebut disampaikan Herman Khaeron melalui akun Twitter pribadinya @akang_hero pada Sabtu, 7 Agustus 2021.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Udara, Air, Api, atau Tanah? Temukan Kepribadian Berdasarkan Elemen Alam Anda

Pertumbuhan ekonomi Q2/2021 sebesar 7,07% bagi saya meragukan, hampir 6% ditopang daya beli masyarakat, tapi efek dan realitas dimasyarakat tidak ada. Semestinya covid 19 terkendali, lapangan kerja meningkat, pendapatan masyarakat naik, tetapi kondisi rakyat sebaliknya. Bingung,” ujarnya.

Cuitan Herman Khaeron. Twitter @akang_hero

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 mencapai 7,07 persen (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa arah dan strategi pemulihan sudah benar.

“Triwulan II menunjukkan arah pemulihan sudah benar, strategi pemulihan sudah benar, dan mulai menghasilkan dampak atau hasilnya,” kata Sri Mulyani seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Baca Juga: Ridwan Kamil Umumkan Tingkat Keterisian RS di Jabar Alami Penurunan hingga Ekonomi Berangsur Membaik

Sri Mulyani menjelaskan hal ini ditandai dengan pulihnya seluruh mesin penggerak ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh 5,59 persen, investasi 7,6 persen, ekspor 31,8 persen, konsumsi pemerintah 8,1 persen, dan impor 31,2 persen.

Kemudian juga manufaktur tumbuh 6,6 persen, perdagangan 9,4 persen, konstruksi 4,4 persen, pertambangan 5,2 persen, transportasi 25,1 persen, serta akomodasi makan dan minum 21,6 persen.

Ia menuturkan hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan triwulan-triwulan sebelumnya karena penggerak perekonomian hanya dari konsumsi pemerintah sehingga belum mampu menghasilkan angka positif seperti di triwulan II-2021.

Baca Juga: Cara Dapat Bansos Agustus 2021 dan Beras 10 Kilogram dengan Daftar di DTKS Kemensos

Sri Mulyani juga menyebutkan salah satu kebijakan pemerintah yang menunjang pertumbuhan baik konsumsi dan sektor manufaktur adalah relaksasi PPnBM sehingga pada akhirnya memberi dampak luar biasa pada realisasi triwulan II.

Selain itu berbagai bantuan sosial dari pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pun turut meminimalisir dampak pandemi terhadap masyarakat terutama bagi kelompok menengah dan bawah.

Menurutnya, bansos yang diberikan pemerintah mampu menekan tingkat kemiskinan maupun tingkat pengangguran agar tidak melonjak terlalu tinggi sehingga mampu mempengaruhi dari sisi demand.***

Editor: Sitiana Nurhasanah

Sumber: Twitter @akang_hero Antara

Tags

Terkini

Terpopuler