PR DEPOK – Kementerian ESDM, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), amati sudah dua kali guguran lava pijar di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa timur.
“Teramati dua kali guguran lava pijar dengan jarak luncur sekitar 500 sampai dengan 800 meter,” kata salah satu petugas PVMBG, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Warga yang tinggal disekitar Gunung Semeru dikabarkan sudah mulai melakukan evakuasi diri, setelah erupsi Gunung Semeru terjadi.
Akibat hujan abu vulkanik yang di keluarkan oleh Gunung Semeru, keadaan langit menjadi gelap, layaknya seperti malam hari, hingga Pemerintah setempat akan membuat posko pengungsian untuk para warga yang terdampak.
Pemerintah meminta untuk seluruh warga agar tidak melakukan aktivitas di dekat sekitar 5 kilometer dari kawah Gunung Semeru.
Warga sekitar juga dihimbau untuk selalu waspada dengan hujan awan panas, lava, dan lahar yang meluap akibat erupsi Gunung Semeru.
Radius jarak ini, akan terus dievaluasi, untuk upaya antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
“Mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya metarial vulkanik yang sudah terbentuk,” kata salah satu Petugas PVMBG lagi.
Gunung Semeru ini memiliki ketinggian 3,676 meter dari permukaan laut, sehingga mengalami peningkatan aktivitas guguran abu vulkanik pada pukul 15:00 WIB.
Guguran awan panas pada Gunung Semeru mengarah pada kawasan wilayah Besuk Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
Tak hanya wilayah sekitar Lumajang, ternyata wilayah Malang pun terkena dampak dari erupsi Gunung Semeru tersebut.
Yaitu mengalami hujan abu vulkanik, namun Pemeritah Malang menyampaikan bahwa kondisi disekitar wilayah itu masih terkedali dan aman.
Namun, meskipun begitu warga sekitar Jawa Timur tetap dihimbau untuk selalu wasapada, dan tidak melakukan aktivitas di lokasi yang dekat dengan Gunung Semeru.
Sampai sekarang, warga yang terdampak, tepatnya yang bertempat tinggal di dekat sekitar Gunung Semeru masih mengungsi.***