Masyarakat Diminta Waspada, PVMBG Beberkan Kronologi Kondisi Gunung Semeru Sejak 1-30 November 2021

5 Desember 2021, 11:45 WIB
Erupsi Gunung Semeru./BNPB /

PR DEPOK - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menyatakan bahwa gunung Semeru memiliki tipe strato kubah lava, dengan puncak tertinggi Mahameru (3676 mdpl).

Aktivitas gunung Semeru saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913.

Letusan gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi F1 GP Arab Saudi 2021: Lewis Hamilton Pole, Max Verstappen Alami Kecelakaan

Penghancuran lidah lava tersebut dapat mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari gunung Semeru.

Berdasarkan hasil pemantauan PVMBG, sejak 1-30 November 2021 lalu, gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut. Dan, terlihat hembusan gas dari kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-600 meter dari puncak.

Kemudian pada 1 Desember 2021 terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1700 meter dari puncak. Pasca kejadian awan panas guguran terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati.

Dan pada 4 Desember 2021, mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir, kemudian pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak.

Atau 2 km dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan), tetapi hingga saat ini sebarandan jarak luncur detail belum dapat dipastikan.

Baca Juga: Jenguk Rayanzza Bersama Seorang Wanita, Candaan Raffi Ahmad ke Sepupu: Pacar Alshad

Aktivitas yang terjadi pada 1 dan 4 Desember 2021, merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder). Dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikkan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma atau batuan segar ke permukaan.

Sedangkan terkait potensi ancaman bahaya erupsi dari gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh.

Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas gunung Semeru dinilai masih pada Level II atau waspada.

Terkait level tersebut, diingatkan kepada masyarakat/pengunjung/wisatawan, agar tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor selatan tenggara.

Baca Juga: Produser Film Bus Om Bebek Sebut Sebagian Penjualan Tiket untuk Bangun Pemakaman dan Museum Seniman

Selain itu, diminta agar mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung Semeru.

Terutama sepanjang aliran Nesuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sarat. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. ***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: VSI ESDM

Tags

Terkini

Terpopuler