PR DEPOK – Bencana alam Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021, mengakibatkan 13 korban meninggal.
Berita soal korban meninggal itu disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang pada Minggu, 5 Desember 2021 pukul 09.20 WIB.
Selain itu, masih terdapat tambahan korban meninggal yang diketahui berjumlah dua orang akibat aktivitas gunung tersebut.
Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari BNPB pada Minggu,5 Desember 2021.
Baca Juga: Demi Lunasi Utang, Lee Byung Hun Rela Kenakan Kostum Robocop dan Pergi ke Klub Malam
Terdapat dua korban yang baru teridentifikasi sebagai warga dari Curah Bobokan dan Kubuan Pronojiwo Kabupaten Lumajang.
Adapun sebanyak 14 orang dikabarkan mengalami luka bakar akibat material vulkanik Gunung Semeru.
Para korban selamat, langsung dievakuasi ke Puskesmas Penanggal, RSUD Haryoto dan RS Bhayangkara.
Sementara itu, terdapat beberapa sebaran awan panas guguran yang berdampak pada dua Kecamatan.
Baca Juga: The Minions Kali Ini Kembali Terima Gelar Runner-up BWF World Tour Finals 2021 dari Hoki/Kobayashi
Dua kecamatan itu diantaranya; Pronojiwo tepatnya di Desa Pronojiwo, Oro-oro Ombo dan Sumberurip
Awan panas guguran itu juga dirasakan oleh warga Dusun Curah Kobokan di Desa Supiturang, dan Kecamatan Candipuro.
Maka dari itu, masyarakat diharapkan untuk tetap berada di jalur evakuasi.
BPBD Lumajang juga mencatat sebanyak 902 warga yang mengungsi di beberapa titik Kecamatan yang terbagi menjadi;
Baca Juga: PVMBG Imbau Masyarakat Tetap Waspada, Masih Ada Potensi Bahaya Akibat Erupsi Gunung Semeru
305 warga mengungsi di fasilitas Pendidikan dan Balai Desa Kecamatan Pronojiwo.
409 warga mengungsi di lima titik balai Desa Kecamatan Candipuro dan 188 warga lainnya mengungsi di Rumah Ibadan dan Balai Desa Pasirian.
Sebaran penduduk itu dilakukan karena beberapa rumah warga tertutup oleh material vulkanik.
Bahkan, jembatan Gladak Perak yang diketahui merupakan akses penghubung antara Lumajang dan Malang, dikabarkan terputus.
Sebagai informasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga telah melakukan pemantauan udara.
PVMBG melalui radar Accuweather mengidentifikasi jika polusi udara mencapai tingkat tinggi.
Menurut BPBD hal itu akan berdampak negatif pada kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, disabilitas serta anak-anak.
Meski demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tetap mengikuti arahan petugas.***