Beredar Kabar Chip e-KTP Bisa Lacak Keberadaan Orang Papua untuk Dibunuh

14 Februari 2020, 07:15 WIB
e-KTP.* /DOK. PR/

PIKIRAN RAKYAT - Beredar kabar e- KTP orang Papua asli memiliki chip di bagian belakang, berdekatan dengan gambar Pulau Sumatra.

Dalam unggahan yang tersebar luas di sosial media, tertulis informasi bahwa e-KTP memiliki chip yang dapat melacak keberadaan orang Papua asli.

Berita yang beredar itu juga mengatakan, melalui chip yang ditanam dalam e-KTP, Badan Intelijen Negara (BIN) akan menggunakan informasi lokasi yang didapat dan menghampiri Orang Papua Asli (OAP) tersebut untuk kemudian dibunuh.

 "Ada chip khusus yang dipasang dalam e-KTP. Fungsi daripada chip tersebut adalah untuk memantau keberadaan orang asli papua dan melacak secara online supaya mudah dilacak dan dibunuh. Secara strategi intilijen, Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia akan bunuh OAP," ujar seseorang yang menyebarkan informasi tersebut.

Baca Juga: Seorang Petani di Sukabumi Tewas Tersambar Petir

Baca Juga: Seorang Ibu Gunakan Virtual Reality Demi Bertemu Putrinya yang Sudah Meninggal

Informasi itu belakangan dibagikan melalui tangkapan layar di WhatsApp.

Dalam unggahan itu, orang Papua asli juga dianjurkan mengeluarkan keberadaan chip tersebut.

Informasi itu kemudian diklarifikasi Humas Polda Papua melalui akun twitter @HmsPoldaPapua.

"Be smart netizen, saring sebelum sharing. Telah beredar foto di media sosial bahwa chip yang digunakan pada E KTP untuk melacak orang asli Papua adalah tidak benar atau hoaks," ujar pengelola akun Twitter Polda Papua itu.

Baca Juga: Seorang Turis Asal Tiongkok yang Sempat Berlibur di Bali Positif Virus Corona

Hal itu juga dikuatkan Jabar Saber Hoaks sebagai disinformasi atau informasi salah yang dengan sengaja disebarkan.

Jabar Saber Hoaks menuturkan, informasi dalam unggahan tersebut tidaklah benar. Polda Papua membantahnya dalam pernyataan di akun twitter.

Fungsi chip yang disebut alat pendeteksi lokasi orang Papua asli sebenarnya merupakan alat penyimpan data elektronik penduduk yang diperlukan, termasuk data biometrik atau alat indentifikasi individu berdasarkan karakteristik fisiologinya.

Hal itu tidak dapat digunakan untuk melakukan pelacakan keberadaan seseorang.

Jabar Saber Hoaks juga mengimbau masyarakat untuk lebih teliti dan cermat dalam menyimak segala bentuk informasi yang diterima, khususnya seperti kasus kali ini, yang mengandung isu SARA.

“Opini yang diberikan sangat tidak jelas”, kata pengelola akun media sosial Jabar Saber Hoaks dalam unggahannya via akun Instagram @jabarsaberhoaks.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Tags

Terkini

Terpopuler