Pierre Tendean, Sosok Pahlawan Revolusi Tragedi G30S PKI, Ini Biografi, Kisah Cinta hingga Pengorbanannya

15 September 2022, 17:24 WIB
Mengenal Pierre Tendean, sosok Pahlawan Revolusi dalam tragedi G30S PKI, ini biografi, kisah cinta, hingga pengorbanannya. /Instagram/@pierresangpatriot.

PR DEPOK – Mengenal Kapten Pierre Tendean, sosok pahlawan revolusi korban tragedi G30S PKI, berikut ini biografi, kisah cinta hingga pengorbanannya untuk sang Jendral dan negara Indonesia.

Siapa yang tidak mengetahui sosok Pierre Tendean? Dia adalah salah satu pahlawan revolusi yang menjadi korban tragedi G30S PKI atau pemberontakan PKI, yang gugur di usia muda.

Dikenal sebagai perwira muda, Kapten Pierre Tendean yang memiliki paras tampan dan rupawan tersebut adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir pada 21 Februari 1939 di Batavia, Belanda.

Baca Juga: Cara Update Nomor Rekening di bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id untuk Cairkan BSU 2022 Rp600.000

Kapten Pierre Tendean atau yang memiliki nama lengkap Pierre Andries Tendean, adalah anak dari pasangan suami istri berbeda negara, di mana ibunda yang bernama Maria Elizabeth Cornet adalah wanita asal Belanda berdarah Prancis, sedangkan sang ayahanda, Aurelius Lammert Tendean, seorang laki-laki yang berasal dari keturunan Minahasa, Indonesia.

Sejak saat Kapten Pierre Tendean masih kecil, dia bersama kedua saudaranya tersebut ditempa dengan didikan yang keras, penuh kedisiplinan dan harus memiliki jiwa patriotisme yang tinggi.

Itulah mengapa, Kapten Pierre Tendean memiliki keinginan atau cita-cita untuk menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan menjadi abdi negara.

Baca Juga: Cara Cek BSU 2022 secara Online agar Pekerja Dapat Bansos Rp600.000

Demi mencapai cita-citanya tersebut, Kapten Pierre Tendean akhirnya bertekad untuk mengikuti pendidikan Akademi TNI Angkatan Darat (TNI AD), meskipun mendapatkan banyak tentangan dari kedua orang tuanya.

Hingga selesai menempuh pendidikannya di Akademi TNI AD, Kapten Pierre Tendean banyak meraih prestasi dalam operasi Dwikora, dan pada akhirnya Kapten Pierre Tendean diangkat menjadi ajudan dari Jenderal A.H. Nasution, yang pada masa itu juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia.

Kisah Cinta Pilu Kapten Pierre Tendean dan Rukmini

Kisah cinta Kapten Pierre Tendean dengan kekasihnya, Rukmini, berawal dari dia yang mendapatkan tugas dalam satuan Batalyon Zeni Tempur di Medan, Sumatera Utara.

Baca Juga: Siap-siap, Kemnaker Kembali Salurkan BSU 2022 Tahap Kedua Pekan Depan

Saat bertugas itulah, Kapten Pierre Tendean bertemu dengan Rukmini Chaimin, sosok gadis berparas manis dan berambut ikal yang membuat sang Kapten jatuh cinta.

Pertemuan Kapten Pierre Tendean dan Rukmini berawal karena dikenalkan oleh rekan-rekan Pierre, hingga berlanjut di hari-hari berikutnya.

Setelah menjalin hubungan dengan Rukmini, Kapten Pierre Tendean juga sempat menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, lantaran Pierre Tendean mendapatkan tugas ke negara Malaysia.

Baca Juga: 2 Pemuda Diduga Terlibat Hacker Bjorka, 1 Orang Inisial MAH Diamankan Timsus Polri

Hingga setelah diangkat menjadi ajudan Jenderal A.H. Nasution, Kapten Pierre Tendean berniat akan mempersunting Rukmini untuk menjadi istrinya, dengan mengirim surat kepada kedua orang tuanya untuk meminta restu karena ingin menikah.

Tepatnya pada 31 Juli 1965, Kapten Pierre Tendean secara resmi telah melamar Rukmini di kampung halaman kekasihnya tersebut, sehingga muncul kesepakatan akan melaksanakan pernikahan pada bulan November 1965.

Namun, naasnya Kapten Pierre Tendean dinyatakan gugur, usai tragedi G30S PKI tersebut, sehingga pertemuannya dengan Rukmini pada 31 Juli 1965 menjadi pertemuan terakhir mereka sebelum sempat melaksanakan pernikahan.

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar Rekrutmen Perwira Prajurit Karier TNI 2022

Pengorbanan Kapten Pierre Tendean pada Jenderal A.H. Nasution dan Negara Indonesia

Kapten Pierre Tendean dikenang sebagai salah satu pahlawan revolusi atas tragedi G30S PKI.

Kapten Pierre Tendean harus meregang nyawa di usianya yang masih sangat mudah, yakni 26 tahun, karena tertangkap oleh pasukan Cakrabirawa pada 1 Oktober 1965, karena ia dikira Jenderal A.H. Nasution.

Pada saat menghadapi pasukan Cakrabirawa, Kapten Pierre Tendean tidak mengelak atau mengatakan hal apapun setelah sesaat dirinya ditangkap.

Baca Juga: BSU 2022 Sudah Cair, Segera Cek Rekening atau Cek Status Penerima BLT Subsidi Gaji di bsu.kemnaker.go.id

Pada akhirnya, Kapten Pierre Tendean diculik dan dibawa ke daerah kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sang Kapten meninggal dunia setelah mendapatkan empat kali tembakan belakang, dan dimasukkan ke dalam sebuah galian sumur, yang sekarang dikenal dengan nama Lubang Buaya.

Setelah jenazahnya ditemukan bersamaan dengan enam perwira lainnya, Kapten Pierre Tendean dimakamkan di kawasan Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta.

Selain itu, karena pengorbanannya untuk bangsa dan negara, Kapten Pierre Tendean dianugerahi kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Kapten, juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Revolusi di Indonesia.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: museumnusantara.com

Tags

Terkini

Terpopuler