Mengenal Sosok Jenderal Ahmad Yani, Pahlawan yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI

29 September 2022, 10:15 WIB
Jenderal Ahmad Yani. /Dok Nasional

PR DEPOK - Dalam peritsiwa Gerakan 30 September atau G30S yang merupakan pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), para petinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) ikut menjadi korban.

Beberapa di antaranya ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi melalui beberapa keputusan Presiden di tahun 1965, termasuk Jenderal Ahmad Yani.

Ahmad Yani dikenal sebagai sosok yang selalu berbeda pandangan dengan PKI. Ia kerap menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan petani yang dipersenjatai.

Baca Juga: Sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang Diperingati 1 Oktober dan Kaitannya dengan Insiden G30S PKI

Dalam pemberontakan G30S PKI, Ahmad Yani diculik dan dibunuh. Jasadnya ditemukan di Lubang Buaya dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Pangkat terakhir yang diberikan kepadanya adalah Letnan Jenderal dan Jenderal.

Perjalanan hidup Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1992.

Baca Juga: Sejarah dan Kaitan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober dengan Kelamnya Peristiwa G30S PKI

Dilansir dari Perpusna, di tahun 1935, ia menyelesaikan pendidikan formal pertamanya yang kala itu disebut HIS (setingkat Sekolah Dasar) di Bogor.

Setelah itu, Ahmad Yani melanjutkan pendidikannya di MULO (setingkat Sekolah Menengah Pertama) dan lulus di tahun 1938.

Sempat melanjutkan pendidikannya di AMS (setingkat Sekolah Menengah Umum) di Jakarta, Ahmad Yani berhenti di tahun 1940 karena adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Di masa mudanya, Ahmad Yani tercatat mengikuti pendidikan militer Heiho di Magelang dan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Baca Juga: Berkaitan Peristiwa G30S PKI, Ini Asal-Usul Semboyan 'Jas Merah' Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah!

Salah prestasi yang paling terkenal, Ahmad Yani pernah menyita senjata Jepang di masa perang kemerdekaan.

Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, Ahmad Yani diangkat menjadi Komandan TKR di Purwokerto.

Dalam Agresi Militer II Belanda, Ahmad Yani menjabat sebagai Komandan Wehrkreise II.

Saat kedaulatan Indonesia diakui, Ahmad Yani ditugaskan untuk melawan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) hingga akhirnya kembali menjadi staf Angkatan Darat.

Baca Juga: 10 Kode yang Dipakai Pasukan Pasopati dalam Penculikan Para Jenderal TNI Angkatan Darat di G30S PKI

Selain di dalam negeri, pada tahun 1955 Ahmad Yani disekolahkan di Command and General Staf College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA dan menjalani pelatihan Spesial Warfare Course di Inggris tahun 1956.

Dilansir dari Kemdikbud, Jenderal Ahmad Yani juga diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus di Padang untuk menumpas pemberontakan PRRI tahun 1958.

Setelah bertahun-tahun berkarier di militer, Ahmad Yani diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 1962.

Pada tahun 1965, Jenderal Ahmad Yani difitnah berniat menjatuhkan Presiden Soekarno. Pada 1 Oktober 1965, ia tewas dalam pemberontakan G30S PKI.***

Editor: Ahlaqul Karima

Sumber: Kemdikbud Perpusnas.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler