Prabowo Subianto: Jelang Pilpres 2024, Situasi Politik Sarat Aroma Pengkhianatan

2 September 2023, 15:09 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) bersama Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (kiri) tiba di lokasi Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. /Antara/Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO

PR DEPOK – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut menanggapi situasi politik menjelang Pilpres 2024. Prabowo menilai politik saat ini syarat akan pengkhianatan.

Hal tersebut diungkapkan Prabowo Subianto saat menghadiri deklarasi Partai Gelora di Jakarta, pada Sabtu, 2 September 2023.

"Situasi politik akhir-akhir ini memang sarat aroma-aroma pengkhianatan," kata Prabowo Subianto seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara.

Prabowo Subianto menyandingkan situasi ini seperti dirinya yang pernah dituding sebagai pengkhianat karena bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju pimpinan rivalnya Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Baca Juga: Mantep Beud, 7 Rekomendasi Bakso di Tuban yang Enak dan Paling Laris

"Saya dituduh pengkhianat awalnya. Saya ditentang oleh pengikut-pengikut saya sendiri karena ingin bergabung,” tuturnya. 

Adapun ucapan Prabowo Subianto tersebut tidak ditujukan kepada pihak atau partai manapun.

Prabowo Subianto merupakan bakal calon presiden usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang didukung oleh Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Bulan Bintang, dan Partai Gelora Indonesia

Baca Juga: Yuk, Coba 5 Nasi Goreng Pilihan di Kabupaten Jepara Ini, Simak Alamat Lengkapnya

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) awalnya mendukung Prabowo Subianto. Namun, PKH pada Jumat, 1 September 2023 memutuskan hengkang dari KIM dan beralih ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mendukung Anies Baswedan.

Respon Prabowo Atas Perubahan Peta Koalisi

Prabowo Subianto menegaskan, walau peta koalisi berubah, rakyat yang menilai pada akhirnya.

Baca Juga: Mantap Berkaldu! Ini 7 Rekomendasi Bakso di Gianyar Bali

"Ada rekayasa, ulah ini dan itu. Tidak ada masalah. Rakyat yang akan menilai. Jangan mengira perbuatan kita tidak dinilai dan ucapan kita tidak dipelajari oleh rakyat," tuturnya.

Menteri Pertahan itu juga menegaskan tidak masalah jika dibohongi atau dikhianati. Pasalnya, keputusan untuk memilih pemimpin ke depannya ada di tangan rakyat.

"Boleh Prabowo dibohongi dan dikhianati, asal jangan Prabowo bohong dan berkhianat. Rakyat akan menilai. Sejarah mencatat siapa yang ada di atas jalan yang benar dan siapa yang berkhianat kepada bangsa dan negara," katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler