Kontroversi di Balik Pemeriksaan Jessica: Ahli Hipnotis, CCTV, dan Otopsi, Ini Kata Otto Hasibuan

9 Oktober 2023, 16:41 WIB
Otto Hasibuan buka suara soal kontroversi pemeriksaan Jessica Wongso yang menggunakan ahli hipnotis hingga dugaan rekayasa CCTV.* /Tangkapan layar YouTube/Deddy Corbuzier/

PR DEPOK - Kasus Jessica merupakan salah satu peristiwa yang menghebohkan masyarakat, terutama setelah munculnya klaim bahwa polisi menggunakan ahli hipnotis dalam pemeriksaannya.

 

Dalam wawancara di podcast Deddy Corbuzier, Otto Hasibuan, mantan pengacara Jessica, mengungkap sejumlah kontroversi yang melibatkan CCTV yang diduga rekayasa, serta otopsi yang disinyalir sebagai kebohongan.

Otto Hasibuan mengingatkan kita untuk memperlakukan rekaman CCTV sebagai bukti dengan kewaspadaan tinggi. Ia menyebut bahwa setiap potongan rekaman harus diperhatikan dengan hati-hati.

Menurutnya, adanya potongan-potongan yang mencurigakan dalam rekaman tersebut menimbulkan ketidakpastian serius terhadap kebenaran yang tergambar dalam bukti visual tersebut.

Baca Juga: Bikin Speechless! Inilah 7 Film Tentang Orang Jenius

"Rekaman CCTV yang disajikan sebagai bukti harus diperlakukan dengan hati-hati. Potongan-potongan yang mencurigakan menciptakan ketidakpastian terhadap kebenaran yang tergambar dalam rekaman tersebut," jelas Otto Hasibuan, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier.

"Penggunaan ahli hipnotis dalam pemeriksaan kriminal menciptakan landasan etika yang goyah. Proses seperti ini memunculkan keraguan terhadap keabsahan informasi yang diperoleh, meruntuhkan kepercayaan publik terhadap integritas penyelidikan," ungkapnya.

 

Seakan membuka tirai misteri kasus ini, ungkapan-ungkapan Otto Hasibuan menimbulkan pertanyaan mendalam tentang keadilan dan kebenaran.

Apakah pemeriksaan yang dilakukan dengan bantuan ahli hipnotis dapat dianggap sah? Apakah rekaman CCTV yang menjadi pijakan utama penyelidikan dapat dipercaya sepenuhnya?

Baca Juga: 5 Soto Ayam Enak dan Mengenyangkan di Kabupaten Kebumen

Penggunaan Ahli Hipnotis oleh Polisi

Salah satu klaim mencengangkan yang diungkapkan oleh Otto Hasibuan adalah penggunaan ahli hipnotis oleh pihak kepolisian dalam pemeriksaan Jessica. Menurutnya, hal ini menimbulkan pertanyaan serius terkait etika penyelidikan kriminal.

 

Penggunaan metode tersebut menuai kritik karena dapat memunculkan keraguan terhadap keabsahan informasi yang diperoleh melalui proses hipnosis.

CCTV yang Diduga Rekayasa

Baca Juga: 5 Bakso di Bantul Rating Tinggi, Alamat Disini Yuk Cobain

Klaim lain yang diungkapkan adalah adanya dugaan rekayasa pada rekaman CCTV yang menjadi bukti dalam kasus ini. Otto Hasibuan menyebut bahwa rekaman tersebut tidak bisa diandalkan sepenuhnya dan menunjukkan potongan-potongan yang dianggapnya mencurigakan. Kontroversi ini menciptakan bayangan ketidakpastian terhadap bukti-bukti yang menjadi dasar kasus Jessica.

Otopsi yang Dipertanyakan

 

Otopsi yang dilakukan terhadap korban juga menjadi fokus perdebatan. Otto Hasibuan menyoroti adanya ketidaksesuaian antara temuan otopsi dan kronologi peristiwa yang diuraikan oleh pihak berwenang.

Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah otopsi sesungguhnya dilakukan secara teliti dan objektif, ataukah terdapat kecenderungan untuk mengarahkan hasil sesuai dengan narasi penyelidikan.

Baca Juga: Loker BUMN PT Pos Properti Indonesia Cari Lulusan S1, Syarat Daftar Cuma Ini!

Tanggapan Pihak Berwenang dan Upaya Rekonsiliasi

Sebagai tanggapan terhadap klaim-klaim kontroversial ini, pihak berwenang diharapkan memberikan klarifikasi dan transparansi yang lebih besar terkait proses penyelidikan.

 

Rekonsiliasi antara publik dan aparat kepolisian menjadi krusial untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum.

Kasus Jessica memunculkan sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban yang jelas dan transparan. Kontroversi seputar penggunaan ahli hipnotis, dugaan rekayasa CCTV, dan pertanyaan terhadap otopsi menyoroti kompleksitas penyelidikan kriminal dan perluasan pandangan terkait etika dan integritas dalam penegakan hukum.

Baca Juga: Cari Kuliner di Blitar? Simak Deretan 5 Tempat Makan Bakso Rekomendasi yang Kaldunya Gurih

Publik perlu mengikuti perkembangan kasus ini dengan cermat sambil menunggu klarifikasi dari pihak berwenang.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler