Antisipasi Kenaikan Suhu: BMKG Ungkap Proyeksi Terbaru dan Langkah-Langkah Mitigasi

16 November 2023, 11:20 WIB
BMKG mengungkapkan proyeksi peningkatan suhu udara di permukaan di Indonesia sebagai hasil dari perubahan iklim dan emisi gas rumah kaca.* /Pixabay/avtar/

PR DEPOK - Dalam peristiwa terkini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengungkapkan proyeksi peningkatan suhu udara di permukaan di Indonesia sebagai hasil dari perubahan iklim dan emisi gas rumah kaca.

 

Menurutnya, suhu diantisipasi akan meningkat sekitar 1,3 derajat Celsius dalam periode 2020-2049. Pernyataan ini diungkapkan dalam seminar nasional dengan tema "Perspektif Daerah: Rekomendasi Penanganan Perubahan Iklim untuk Pemerintah Mendatang," yang diselenggarakan oleh BMKG bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Institut Hijau Indonesia, dan akademisi dari universitas negeri.

Dwikorita menekankan kepentingan melakukan mitigasi untuk menekan kecepatan kenaikan suhu di Indonesia guna menjaga kualitas hidup bagi generasi mendatang.

Dalam proyeksinya, ia mengingatkan bahwa kenaikan suhu dapat mencapai 3,5 derajat Celsius hingga akhir abad ke-20 jika tidak ada upaya mitigasi. Namun, dengan langkah-langkah mitigasi yang sesuai, proyeksi kenaikan suhu dapat dibatasi di bawah 1,5 derajat Celsius.

Baca Juga: Asli Mantap Banget Sam! 8 Bakso Paling Enak dan Menjadi Favorit Pengunjung di Batu, Jawa Timur

BMKG, sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab memberikan informasi dan peringatan dini terkait cuaca, iklim, gelombang tinggi, dan tsunami, telah aktif dalam menghadapi kenaikan suhu udara.

Dwikorita menegaskan bahwa BMKG tidak hanya berfungsi sebagai penyedia data, tetapi juga melakukan analisis, proyeksi, dan memiliki informasi serta kebijakan terkait perubahan iklim di Indonesia dan wilayah sekitarnya.

 

Dalam konteks teknologi yang terus berkembang, Dwikorita mengakui adanya kesenjangan antara kemajuan teknologi dan pemahaman masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, BMKG sedang mengembangkan rekayasa sosial agar informasi yang disebarkan dapat dimengerti dengan baik oleh masyarakat.

Kerja sama dan kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi perubahan iklim. Dwikorita menekankan pentingnya bekerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga riset, dan berbagai kelompok masyarakat.

Baca Juga: Timnas Indonesia U17 Jalani Partai Hidup Mati Kontra Maroko di Piala Dunia U17 2023

Strategi literasi iklim yang melibatkan generasi Z dan milenial serta sekolah lapang iklim untuk petani dan nelayan diimplementasikan untuk meningkatkan pemahaman dan respons terhadap perubahan iklim.

Sebelumnya, BMKG telah memprediksi kerentanan ketahanan pangan pada pertengahan abad ke-21 akibat krisis air global yang disebabkan oleh kenaikan suhu bumi.

 

Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI, Dwikorita Karnawati menyoroti pentingnya penguatan mitigasi perubahan iklim, transformasi energi, gaya hidup ramah lingkungan, dan peningkatan literasi iklim sebagai langkah-langkah krusial untuk menghadapi tantangan tersebut.

Dengan demikian, laporan ini mencerminkan seriusnya dampak perubahan iklim di Indonesia dan upaya yang dilakukan oleh BMKG untuk mengatasi serta memberikan pemahaman kepada masyarakat.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler