Kecewa dengan Kepemimpinan Kapolres Blitar, Kasat Sabhara Mengundurkan Diri

2 Oktober 2020, 08:46 WIB
Kasat Sabhara Polres Blitar Ajun Komisaris Agus Tri mengundurkan diri sebagai anggota Polri.*/RRI/Pewarta: Benny Hermawan /

PR DEPOK – Kepala Satuan Samapta Bhayangkara (Kasat Sabhara) Polres Blitar Ajun Komisaris Agus Tri mengajukan surat pengunduran diri sebagai anggota Polri.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI, surat pengunduran diri itu diberikan kepada Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Muhammad Fadil Imran.

"Hari ini saya resmi mengundurkan diri ke Bapak Kapolda nanti tembusannya ke Kapolri," kata Agus.

Baca Juga: Kalbe Farma Siap Pasarkan Obat Covid-19, Ini Harga Covifor per Dosisnya

Langkah yang dilakukannya itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas kepemimpinan Kapolres Blitar Ajun Komisaris Besar Ahmad Fanani Eko Prasetya.

Agus menyebut bahwa AKBP Ahmad Fanani arogan dalam memimpin.

Ia kemudian menceritakan perilaku-perilaku pimpinannya itu.

Baca Juga: BMKG: Waspada Jabar Kembali Berpotensi Dilanda Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir

Menurutnya apabila marah atau ada sesuatu yang tidak sesuai, pimpinannya itu akan mengeluarkan kata-kata kasar.

Agus juga mengaku bahwa dirinya kerap mendapatkan makian misalnya 'banci' dan 'lemah' dari sang Kapolres.

"Setiap beliau marah dan ada yang nggak cocok itu makian kasar yang disampaikan. Mohon maaf kadang sampai menyebut binatang, umpatan, terakhir sama saya nggak seberapa. Hanya mengatakan bencong, tidak berguna, banci, lemah, dan lain-lain," ujarnya.

Baca Juga: Meski Kalahkan Liverpool di Carabao Cup, Mikel Arteta Sebut Level Arsenal Masih Jauh dari The Reds

Selain arogan, lebih lanjut Agus mengkritisi Kapolres Blitar dalam hal kinerja.

Agus merasa tidak dapat membiarkan hal ini tetap terjadi.

Ia mencontohkan, terkait pembiaran adanya kegiatan sabung ayam di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Kota Depok Jumat 2 Oktober 2020, Mulai Pukul 13.00 Hingga 16.30 WIB

Agus juga menyebut terjadi pembiaran pada pertambangan pasir hingga rusak akses menuju desa di Blitar.

Ia kecewa karena banyak orang yang bekerja keras memutus mata rantai penyebaran Covid-19, namun di Blitar malah dibiarkan kegiatan yang justru berpotensi terjadinya penyebaran virus.

"Kita bekerja keras untuk memutus mata rantai, namun di Blitar ini ada kegiatan yang justru dibiarkan gitu. Kayak pertambangan pasir bebas, sabung ayam bebas tidak ada teguran," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler