Demi Atasi Lonjakan Harga, Mentan Yasin akan Lipatgandakan Produksi Kedelai Lokal dalam 200 Hari

- 5 Januari 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi kedelai
Ilustrasi kedelai /Pixabay/1737576

PR DEPOK - Produksi kedelai dalam negeri dilaporkan akan dilipatgandakan dalam waktu setidaknya 200 hari atau dua kali masa tanam.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan hal tersebut usai melakukan Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta pembelian kedelai nasional di Kantor Kementan Jakarta, Senin, 4 Januari 2021.

Mentan mengatakan upaya tersebut merupakan solusi mengatasi lonjakan harga kedelai di pasar global. Indonesia kini masih bergantung importasi pada komoditas tersebut sebagai bahan baku tahu dan tempe.

Baca Juga: Menkes Tetapkan Vaksinasi 13 Januari, Mardani: Bahaya Sekali! Harusnya Sabar Tunggu BPOM dan MUI

"Kita coba lipatgandakan. Ini kan membutuhkan 100 hari minimal kalau pertanaman. Dua kali 100 hari bisa kita sikapi secara bertahap sambil ada agenda seperti apa mempersiapkan ketersediaannya. Kita juga bekerja sama dengan kementerian lain," ujar Syahrul dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Menteri Syarul menjelaskan dari segi kualitas maupun dari segi harga, produksi kedelai dalam negeri harus berdaya bersaing.

Program yang dilakukan dalam peningkatan produksi, yakni melalui perluasan areal tanam dan melibatkan integrator, kedelai unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.

Baca Juga: Prabowo-Sandi Gabung, Anak-Mantu Jadi Walkot, Sherly ke Jokowi: Tak Ada Alasan Lagi Jika Tetap Gagal

Terkait hal itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi, menegaskan langkah nyata percepatan budidaya di klaster-klaster dengan integrator diimplementasikan oleh Kementan untuk produksi kedelai tahun ini.

Tahun 2021 ini, Kementan mengalokasikan bantuan pengembangan kedelai di Provinsi Sulawesi Utara seluas 9.000 ha, Sulawesi Barat 30.000 ha, dan Sulawesi Selatan 9.000 ha.

"Selain itu juga membangun kemitraan hilirisasi dan pasar industri tahu tempe dengan petani di Jateng 15.000 ha, Jabar 15.000 ha, Jatim 15.000 ha, NTB 4.000 ha dengan dukungan KUR dan akses kepada offtaker," kata Suwandi.

Baca Juga: Amien Rais Bicara Soal Calon Kapolri, Ruhut Sitompul: Pengamat Sekalipun Tak Elok Kalau Memprediksi!

Suwandi menambahkan bahwa Badan Litbang Pertanian juga turut meningkatkan produktivitas kedelai.

Terkait produktivitas kedelai, rata- ratanya saat ini 1,5 ton/ha dan harus ditingkatkan menjadi 2 ton/ha melalui riset benih unggul dan teknologi budi daya.

"Perlu juga pengendalian impor melalui kebijakan dari non lartas (dilarang dan atau dibatasi) menjadi lartas dan mewajibkan setiap importir kedelai bermitra dengan petani sekaligus menyerap produksi kedelai lokal dengan harga yang ditetapkan," kata Suwandi.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x