Ganjar Pranowo menilai bahwa interpretasinya juga sudah diterapkan oleh dirinya di Jawa Tengah.
Interpretasinya itu tidak hanya pendampingan dan memberikan insentif, tetapi juga dengan membeli produk-produknya serta mempermudah proses bila UMKM harus masuk dalam e-katalog.
“Umpama dia harus masuk ke e-katalog, ya itu dipermudah, maka kita punya aplikasi nanti yang kita siapkan namanya ‘Blangkon Jateng’,
‘Blangkon Jateng’ itu, jelas dia, nantinya akan digunakan untuk memudahkan penunjukkan langsung (barang) yang di bawah Rp200 juta.
“Tapi transparan dan ini kita pakai untuk membeli produk dalam negeri dan sebenarnya kita hanya butuh praktik saja, kalau Pak Presiden bilang gitu mau gak ikut kita?” katanya lagi.
Contoh lain yang telah diterapkannya di Provinsi Jateng yakni kebijakan mengenakan baju adat sebagai seragam setiap hari Kamis dan hal ini secara otomatis memberikan stimulus pada produk dalam negeri.
Lebih jauh, politisi PDI Perjuangan itu juga mengatakan bahwa Pemprov Jateng mendukung produk dalam negeri ketika dirinya menggencarkan penggunaan GeNose C19.
GeNose C19 itu sendiri murni merupakan karya anak bangsa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.