Moeldoko Dinilai Lupa Soal Moralitas, Akademisi: Jadi Ketum Hasil KLB adalah Tidak Berkelas sebagai Gentleman

- 6 Maret 2021, 15:34 WIB
Akademisi Unwira Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona menilai Moeldoko lupa soal moralitas.
Akademisi Unwira Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona menilai Moeldoko lupa soal moralitas. /ANTARA FOTO/Endi Ahmad.

PR DEPOK - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Mikhael Raja Muda Bataona mengatakan Moeldoko telah melakukan blunder politik.

Menurut dia, Moeldoko secara langsung telah menyeret Kabinet Jokowi ke dalam kisruh Partai Demokrat, bahkan stigma buruk masyarakat akan makin kuat menyebut ini sebagai skenario penguasa.

Seharusnya, kata Mikhael, Moeldoko menolak tawaran sebagai Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) dan membiarkan opsi win win solution di antara para kader yang dipecat oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca Juga: Singgung Pensiunan Jenderal Berpolitik, Said Didu: SBY, Wiranto, dan Prabowo Bikin Partai, Moeldoko?

"Dari sana, mungkin Moelodoko akan dipandang sebagai simbol pemersatu yang di kemudian hari bisa saja masuk dalam jajaran tokoh di internal Demorkat kemudian menjadi Ketua Umum dengan cara yang fair dan demokratis," ujar dia seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Mikhael juga mengatakan dengan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil KLB, Moeldoko sudah pasti disebut tidak bermoral.

Sebab, katanya, meski tidak tertulis tetapi moralitas dipahami dan dihayati oleh semua politisi sebagai sesuatu yang mahal dan mulia.

Baca Juga: Makin Panas! SBY Dapat Kabar AD/ART Partai Demokrat yang Sah Telah Diubah Sebelum KLB Deli Serdang Digelar

Oleh karena itu,  Mikhael mengatakan moralitas mengikat semua politisi yang ingin dikenang sebagai negarawan.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah