Meski Diguncang Isu Perpecahan, Survei CPCS Tunjukkan Lonjakan Elektabilitas Partai Demokrat dan AHY

- 23 Maret 2021, 14:53 WIB
Hasil survei CPCS tunjukkan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Partai Demokrat alami peningkat usai terjadinya KLB Demokrat di Deli Serdang.
Hasil survei CPCS tunjukkan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Partai Demokrat alami peningkat usai terjadinya KLB Demokrat di Deli Serdang. /Instagram @agusyudhoyono

PR DEPOK – Meski tengah diguncang isu perpecahan, hasil survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan kenaikan elektabilitas Partai Demokrat.

Dalam hasil survei pada 5 hingga 15 Maret 2021, elektabilitas Partai Demokrat mencapai 7,3 persen.

Partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengalami lonjakan 3,8 persen dibanding survei sebelumnya yang mencapai 3,5 persen.

Baca Juga: Ciri-ciri Lolos Kartu Prakerja Gelombang 15, Dapat Dicek dengan Cara Berikut

Meningkatnya elektabilitas Partai Demokrat saat ini, beriringan dengan kenaikan elektabilitas AHY yang kini mencapai 6,3 persen dari sebelumnya 1,9 persen pada bulan November 2020 lalu.

Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta SK mengatakan, lonjakan elektabilitas AHY saat ini, tidak terlepas dari upaya sejumlah kalangan yang melibatkan pihak Istana untuk melengserkan kepemimpinannya di Partai Demokrat.

"Partai Demokrat yang notabene partai oposisi menjadi incaran untuk dijinakkan dan ditarik masuk ke dalam koalisi pemerintahan yang sudah sangat gemuk," kata Okta seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Menurut Okta, Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara beberapa waktu lalu, justru mengundang simpati dari masyarakat.

Baca Juga: Mendag Tetap Ingin Impor Beras, Fadli Zon: Jokowi Dianggap Tak Mampu, Benar-benar Ingin Hancurkan Petani

Sebab, KLB tersebut terkesan sangat dipaksakan, dan ditambah memilih Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum yang pada dasarnya bukan kader Partai Demokrat.

"Figur AHY yang terzalimi mengingatkan saat ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) naik ke panggung kekuasaan pada tahun 2004," kata Okta.

Sementara itu, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan kini mengalami penurunan mencapai 23,9 persen.

"Elektabilitas PDI Perjuangan menurun dibandingkan survei sebelumnya yang mencapai 30,4 persen pada bulan November 2020," kata Okta.

Baca Juga: Anies Dinilai Miliki Komunikasi Baik bagi Pemilih Muda, Ferdinand: Pembohong Sukses karena Pintar Bicara!

Kendati mengalami penurunan, dikatakan dia, elektabilitas PDI Perjuangan masih tetap berada di posisi teratas.

"Dengan elektabilitas yang masih tinggi, PDIP berpeluang menang lagi pada Pemilu 2024. Namun, Demokrat bisa menjadi tantangan bagi PDIP," kata Okta.

Tak hanya itu saja, survei CPCS juga mencatat elektabilitas PDI Perjuangan selama satu tahun selalu menurun.

Pada survei bulan Maret 2020 elektabilitas PDI Perjuangan mencapai 31,7 persen, turun menjadi 29,2 persen (Juli 2020) dan 30,4 persen (November 2020), sekarang turun lagi menjadi 23,9 persen.

Baca Juga: Ternyata Tak Semua Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan Rp1,2 Juta 2021, Cek Status dengan NIK KTP untuk Pencairan

Sedangkan, Partai Demokrat dari 4,6 persen (Maret 2020) turun menjadi 3,8 persen (Juli 2020) dan 3,5 persen (November 2020), kini melejit menjadi 7,3 persen.

Selain Demokrat, lanjut Okta, PKS, PSI, dan Partai Ummat yang dipimpin oleh Amien Rais juga mengalami kenaikan.

Survei CPCS dilakukan pada 5 hingga 15 Maret 2021 dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah