PR DEPOK - Aktivis Kemanusiaan, Azzam Mujahid Izzulhaq tampak menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait babi panggang atau bipang, yakni makanan khas Kalimantan.
Dalam pidato yang tayang di salah satu saluran televisi nasional, Jokowi menyarankan masyarakat agar membeli makanan khas daerah untuk hari raya lebaran secara online, salah satunya bipang.
Menanggapi kejadian tersebut, Azzam melayangkan sindiran bahwa tes wawasan kebangsaan ternyata tak hanya diperuntukkan untuk pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saja.
Baca Juga: Prediksi Liga Prancis: Rennes vs Paris-Saint Germain, Les Parisiens Wajib Menang demi Tekan Lille
Kejadian tentang 'bipang ambawang' ini menunjukkan bahwa TES WAWASAN KEBANGSAAN itu bukan saja untuk pegawai KPK.— Azzam Mujahid Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) May 8, 2021
"Kejadian tentang 'bipang ambawang' ini menunjukkan bahwa TES WAWASAN KEBANGSAAN itu bukan saja untuk pegawai KPK," kata Azzam seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @AzzamIzzulhaq.
Seperti diketahui bersama, pidato Jokowi terkait bipang Ambawang ramai disoroti publik hingga tagar 'bipang' dan 'Jokowi' masuk dalam trending di platform Twitter.
Pasalnya saran membeli bipang sebagai oleh-oleh lebaran dianggap tidak sesuai karena umat muslim dilarang mengkonsumsi makanan berbahan dasar babi.
Setelah ramai dikritisi banyak warganet, pihak istana pun bukan suara memberikan klarifikasi dari mulai juru bicara presiden, Fadjroel Rachman hingga Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.
Fadjroel Rachman melalui akun Twitter pribadinya meluruskan bahwa bipang yang dimaksud presiden adalah makanan khas yang terbuat dari beras, bukan daging babi.
Sedangkan Mendag Muhammad Lutfi menjelaskan, konteks yang disampaikan presiden saat itu adalah untuk mempromosikan kuliner nusantara yang beragam dari berbagai daerah, termasuk Kalimantan.
Baca Juga: Balas Cuitan Jubir Presiden Terkait ‘Bipang’, Fadli Zon: Lebih Baik Minta Maaf Ketimbang Ngeles
Namun Mendag Lutfi memastikan dalam pidato tersebut, Jokowi tidak bermaksud apa-apa selain mempromosikan makanan khas daerah.
Atas kegaduhan yang terjadi, ia lantas meminta maaf selaku penanggungjawab acara Hari Bangga Buatan Indonesia. Mengingat bahwa pidato itu disampaikan untuk acara tersebut.
"Kami memastikan tidak ada maksud apapun dari pernyataan Bapak Presiden. Kami meminta maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin kita semua bangga dengan produk dalam negeri," kata Mendag Lutfi menjelaskan.***