PR DEPOK - Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Yan Harahap, mengomentari soal kabar bahwa Indonesia pernah ditawari bantuan sebesar Rp28,5 triliun oleh Amerika Serikat, bila mau berdamai dengan Israel.
Dalam keterangan tertulis, ia kembali mengungkit kabar tawaran bantuan AS yang akan diberikan jika Indonesia berdamai dengan Israel, meskipun memang belum ada kelanjutannya hingga saat ini.
Menurut Yan Harahap, sebagai negara yang terlilit utang, tawaran bantuan sebesar Rp28,5 triliun dari Amerika Serikat ini tentu akan terlihat menggiurkan.
"Sebagai negara yang sedang ‘dililit utang’ tentu tawaran ini sangat ‘menggiurkan’," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @YanHarahap.
Namun, ia berharap bahwa bantuan tersebut tidak diterima dan Indonesia tidak menyetujui untuk berdamai dengan Israel.
"Kita belum tahu kelanjutannya. Semoga tidak terjadi," kata politisi Partai Demokrat itu melanjutkan.
Untuk diketahui, pada Desember 2020 lalu, sempat beredar kabar yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat menawarkan bantuan Rp28,5 triliun kepada Indonesia dengan syarat negara tersebut harus setuju untuk berdamai dengan Israel.
Disampaikan oleh CEO US International Development Finance Corp, Adam Boehler, Amerika Serikat akan memberikan bantuan tersebut jika perdamaian antara Indonesia dan Israel dilakukan.
"Kami sedang membicarakannya dengan mereka (Indonesia). Jika mereka siap, mereka siap, dan jika mereka siap, maka kami akan dengan senang hati bahkan mendukung lebih banyak secara finansial daripada yang kami lakukan," ujar Adam Boehler dalam keterangannya pada waktu itu.
Langkah Adam Boehler ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh Presiden AS ke-45, Donald Trump, yang gencar melobi negara Arab dan mayoritas islam untuk berdamai dengan Israel.
Di akhir masa jabatannya, Donald Trump telah berhasil melobi negara-negara Arab seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, serta Sudan, untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Kendati hingga saat ini belum ada kabar terbaru terkait tawaran bantuan yang diberikan Amerika Serikat, tapi saat itu Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa ia telah menghubungi Presiden Jokowi.
Baca Juga: Ditegur Anies Baswedan karena Kerumunan Pengunjung, Ancol Terpaksa Tutup untuk Lakukan Disinfeksi
Saat itu, Mahmoud Abbas menyampaikan bahwa Jokowi menegaskan Indonesia tidak akan pernah menjalin kerja sama dengan Israel.
"Meskipun terjadi perubahan cepat di Timur Tengah, Indonesia tak akan mengambil langkah apapun untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sampai perdamaian permanen dan komprehensif tercapai antara Palestina dan Israel," ujarnya.***