Ia pun mempertanyakan keberpihakan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu. Dedek menuturkan bahwa Tiongkok membela Palestina dan USA membela Israel.
"Netanyahu, bos nya partai Likud (PKS nya Israel) what do you expect? Sementara Tiongkok membela Palestina dan USA membela Israel. Still taking side?," ujar Dedek Prayudi.
Lebih lanjut, Dedek juga mengulas kembali terkait piagam Hamas tahun 1988 yang disebut menginginkan negara islamis saat itu menolak ideologi nasionalis sekulernya PLO (Palestine Liberation Organization).
"Piagam HAMAS 1988 yang menginginkan negara Islamis menolak ideologi nasionalis sekuler nya PLO," ujar Dedek Prayudi.
Lalu, Dedek Prayudi juga menegaskan bahwa hubungan kedua negara tersebut memang sudah berlangsung sejak lama.
"Hubungan antara dua kutub ini dingin sudah lama. Walau dianggap duri dalam daging, antara Fatah dengan Hamas memang tidak berkonflik sampai Arafat meninggal," kata Dedek Prayudi.***