"Bantuan yg paling dibutuhkan Hamas adalah bagaimana Hamas bs keluar dr daftar organisasi teroris di beberapa negara. Caranya dg mengizinkan Hamas membuka kantor perwakilan terutama di negara2 muslim. Ini akan sangat membantu diplomasi Hamas terutama di hadapan Eropa dan Amerika," ujar Hasmi Bakhtiar, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Lalu, dikatakannya dari beberapa sumber Eropa, untuk menyelesaikan konflik di Palestina harus dilakukan dengan berkomunikasi dengan Hamas.
Hasmi mengatakan, alangkah lucunya jika ada negara muslim yang merasa tak perlu membangun komunikasi dengan Hamas, bahkan sampai ada yang memusuhinya.
"Hari ini, beberapa sumber di Eropa mengatakan bahwa membangun komunikasi dg Hamas mutlak dilakukan jika ingin menyelesaikan konflik di Palestine. Jadi, alangkah lucunya jika negara muslim justru tidak merasa perlu membangun komunikasi dg Hamas apalagi sampai memusuhi," kata Hasmi Bakhtiar.
Ia menjelaskan sikap negara-negara di Eropa yakni terbelah dua. Ada yang mendukung Palestina, ada juga yang mendukung Israel.
"Sikap Eropa sendiri terkait issue Palestine terbagi dua. Yang mendukung Palestine relatif negara2 kecil spt Luxembourg, Malta, Finlandia dan Irlandia. Yang mendukung Israel di antaranya Yunani, Ceko, Austria dan Hongrie. Adapun Jerman masih sibuk dg perasaan bersalah masa lalu," ujar Hasmi Bakhtiar.
Menurut Hasmi, jalan diplomasi Hamas akan sangat panjang. Setidaknya ada tiket yang Hamas bawa dari negara muslim, saat berjalan ke Eropa dan Amerika.
"Jalan diplomasi Hamas ini gw rasa akan sangat panjang. Butuh dukungan dari negara2 muslim di dunia, setidaknya ada tiket yang dibawa Hamas dari negara muslim ketika berjalan ke Eropa dan Amerika. Semoga pak @jokowi ikut memberikan tiket tsb," kata Hasmi Bakhtiar.***