PR DEPOK - Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik memberikan pendapatnya terkait polemik pengecatan pesawat kepresidenan.
Dalam keterangan tertulisnya, Rachland Nashidik menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang ternyata pernah menolak pembelian pesawat kepresidenan oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rachland Nashidik menjelaskan bahwa saat itu Jokowi menyarankan agar pemerintah SBY fokus memperhatikan pendidikan dan kesehatan dibanding membeli pesawat kepresidenan.
Baca Juga: 13 Idol K-Pop Wanita yang Tumbuh sebagai Anak Tunggal
"Dulu Jokowi menolak pesawat kepresidenan yang dibeli SBY. Katanya 'pendidikan dan kesehatan' lebih perlu diperhatikan," ucap Rachland Nashidik seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @RachlandNashidik pada Kamis, 5 Agustus 2021.
Berbanding terbalik dulu dan sekarang, ia berpendapat bahwa Jokowi kini malah menabrak pernyataannya, dengan malah menggunakan uang pemerintah untuk mengecat pesawat yang pernah ia tolak sebelumnya.
Terlebih pengecatan itu juga dilakukan Jokowi di tengah situasi Indonesia yang menghadapi krisis kesehatan.
"Kini, saat Indonesia darurat kesehatan, Jokowi memakai duit negara untuk mengubah cat pesawat yang ditolaknya," ucapnya.
Tindakan Jokowi yang dinilai kurang tepat waktunya itu membuat Rachland Nashidik melayangkan sindiran.
Dia menuturkan bahwa mengecat pesawat seperti dianggap lebih penting dan darurat dibanding menyelamatkan nyawa rakyat di tengah pandemi.
"Seolah warna cat lebih mendesak dari nyawa rakyat," ujar politisi Partai Demokrat tersebut menambahkan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pengecatan pesawat kepresidenan oleh pemerintah belakangan ini menjadi isu hangat yang diperbincangkan publik di media sosial.
Baca Juga: Penguin Kaisar di Antartika Diambang Kepunahan pada 2100 Akibat Perubahan Iklim
Pasalnya pengecatan yang menghabiskan anggaran hingga Rp2 miliar tersebut dilakukan di tengah situasi sulit Indonesia akibat menghadapi pandemi Covid-19.
Pemerintah melalui Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono lantas memberikan penjelasan terkait dilakukannya pengecatan pesawat kepresidenan.
Dalam keterangannya, Heru mengungkapkan bahwa hal itu telah direncanakan sebelumnya sejak 2019 lalu dan juga telah dianggarkan dalam APBN.
"Dapat dijelaskan bahwa pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," ucap Heru di Jakarta pada Selasa, 3 Agustus 2021.
Kemudian, ia juga mengatakan pengecatan pesawat tersebut sebetulnya dilakukan dalam rangka merayakan Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan RI pada 2020.
Namun saat itu, pesawat kepresidenan berjenis Boeing Business Jet (BBJ) 2 tipe 737-800 tersebut belum memasuki jadwal perawatan rutin, sehingga pengecatan dilakukan pada Heli Super Puma terlebih dahulu.
"Namun pada 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin, sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan Pesawat RJ," katanya melanjutkan.***