Baca Juga: Ridwan Kamil Umumkan Tingkat Keterisian RS di Jabar Alami Penurunan hingga Ekonomi Berangsur Membaik
Sri Mulyani menjelaskan hal ini ditandai dengan pulihnya seluruh mesin penggerak ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh 5,59 persen, investasi 7,6 persen, ekspor 31,8 persen, konsumsi pemerintah 8,1 persen, dan impor 31,2 persen.
Kemudian juga manufaktur tumbuh 6,6 persen, perdagangan 9,4 persen, konstruksi 4,4 persen, pertambangan 5,2 persen, transportasi 25,1 persen, serta akomodasi makan dan minum 21,6 persen.
Ia menuturkan hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan triwulan-triwulan sebelumnya karena penggerak perekonomian hanya dari konsumsi pemerintah sehingga belum mampu menghasilkan angka positif seperti di triwulan II-2021.
Baca Juga: Cara Dapat Bansos Agustus 2021 dan Beras 10 Kilogram dengan Daftar di DTKS Kemensos
Sri Mulyani juga menyebutkan salah satu kebijakan pemerintah yang menunjang pertumbuhan baik konsumsi dan sektor manufaktur adalah relaksasi PPnBM sehingga pada akhirnya memberi dampak luar biasa pada realisasi triwulan II.
Selain itu berbagai bantuan sosial dari pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pun turut meminimalisir dampak pandemi terhadap masyarakat terutama bagi kelompok menengah dan bawah.
Menurutnya, bansos yang diberikan pemerintah mampu menekan tingkat kemiskinan maupun tingkat pengangguran agar tidak melonjak terlalu tinggi sehingga mampu mempengaruhi dari sisi demand.***