Menurutnya, tidak ada yang salah dengan seni mural asalkan tidak mengandung pornografi serta tak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
“Asal tidak porno & tidak bertentangan dengan Pancasila & UUD 1945,” ujarnya mengatakan dengan tegas.
Lebih lanjut. dr. Andi Khomeini berpendapat bahwa ekspresi berkesenian juga bisa menjadi ajang mengkritik. Pasalnya, lebih baik ketimbang tindakan anarkis
“Ekspresi berkesenian yang juga bisa menjadi kritik. Daripada anarkis, mending mural-lah,” katanya menjelaskan.
Di cuitan yang sama, dr. Andi Khomeini lantas meminta pihak yang dikritik untuk membalas suatu karya dengan karya.
Selain itu, ia juga meminta pihak berwenang untuk menyediakan tembok dan ruang untuk seni mural tersebut.
“Balaslah mural dengan mural. Balas karya dengan karya. Sediakan tembok, sediakan ruangnya,” tuturnya mengakhiri cuitannya.