Terdapat sejumlah tolok ukur yang digunakan dalam menganalisis respons kota dalam penanganan pandemi tersebut, yaitu terkait vaksinasi, pencegahan, ekonomi, tata kelola pemerintahan dan keamanan.
"Fokus primer dari laporan adalah menganalisis respons regional terhadap pandemi pada tingkat kota," demikian kajian DKA dilansir dari Antara.
Pihak DKA juga mengungkapkan, terdapat sebanyak 8.000 data yang digunakan dalam analisis tersebut, dengan mengaplikasikan kerangka analisis yang disusun dengan 114 indikator, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Baca Juga: Menkominfo Johnny G Plate Mengajak Menjadikan Ruang Digital untuk Berbagi Ide-ide Progresif
Kemudian, data tersebut diklasifikasikan menjadi lima kategori yang diterapkan 72 kota di dunia, hingga akhirnya 72 kota itu mengerucut menjadi 50 besar kota di dunia dengan skor tertinggi.
DKI Jakarta diketahui mendapatkan nilai 11,05 untuk indikator ketahanan ekonomi, 10,61 untuk efisiensi pemerintahan, 9,17 untuk manajemen kesehatan.
Lalu untuk indikator efisiensi karantina nilai yang didapat Jakarta mencapai 12,81 dan indikator vaksinasi 7,78.***