Menurut Luhut, pada 2027, pasar baterai dunia diperkirakan mencapai 777 GWH.
Sementara, kebutuhan baterai di Indonesia mencapai 9,8-11,9 GWh pada 2029 hingga 2030.
Melihat kebutuhan itu, Luhut menyebut bahwa Indonesia berpotensi menjadi global supply chain hub untuk kendaraan listrik.
“Karena Indoneaia memiliki potensi mineral yang besar,” ucap Luhut.
Peluang ini kemudian diambil pemerintah dengan membangun pabrik baterai kendaraaan listrik pertama di Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga: Spiderman: No Way Home Diklaim Tidak Menyenangkan untuk Ditonton, Begini Pendapat Tom Holland
Pabrik ini nantinya mampu memproduksi untuk tahap pertama sebanyak 1-GWh atau sekitar 150.000 buah baterau.
Namun, lanjut Luhut, Indonesia memerlukan investasin yang komprehensif untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, seperti bahan baku, manufaktur dan lainnyal.
Untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, setidaknya membutuhkan investasi sebesar 1,1 miliar dolar AS atau setara Rp15,9 triliun.***