Network
PR DEPOK - Aksi seorang pawang hujan bernama Raden Roro Istiati Wulandari atau akrab disapa Rara yang muncul dalam gelaran MotoGP Mandalika menuai sorotan dari berbagai kalangan.
Kemunculan pawang hujan dalam gelaran MotoGP Mandalika, Nusa Tenggara Barat itu juga tak luput dari perhatian Pakar Telematika Roy Suryo.
Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Roy Suryo turut mengomentari kehadiran pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika.
Dalam cuitan tersebut, Roy Suryo mengatakan bahwa dirinya lahir di lingkungan yang tidak asing dengan adat dan budaya adiluhung.
Dia pun membeberkan bahwa ritual seperti pengusiran hujan memang ada di Indonesia. Namun menurutnya, hal seperti itu tidak seharusnya dipertontonkan secara vulgar.
Roy Suryo berpendapat, aksi pengusiran hujan yang dipertontonkan di ajang MotoGP Mandalika terkesan menantang kehendak Sang Pencipta.
Baca Juga: David da Silva Saat Ini jadi Striker Tersubur Persib Bandung
"Saya lahir di lingkungan yang tidak asing dengan Adat & Budaya Adiluhung, Soal "Ritual" memang ada," cuitnya dikutip PikiranRakyat-Depok-com dari akun Twitter @KRMTRoySuryo2.
"Tetapi TIDAK utk DIPERTONTONKAN Vulgar & terkesan "menantang" Kehendak Allah SWT begini,” sambung Roy Suryo.
Sebagai informasi, gelaran MotoGP yang digelar pada Minggu, 20 Maret 2022 sempat tertunda karena guyuran hujan.
Baca Juga: Curhat Pilu Maru Nazara Korban Penipuan Indra Kenz, Rugi Rp500 Juta hingga Sakit selama 3 Bulan
Saat hujan turun, Rara diketahui berjalan di sirkuit Mandalika dengan membawa mangkuk berwarna emas sembari mengucap mantra.
Aksi Rara Wulandari sontak mendapat sorotan dari berbagai kalangan, tak terkecuali media internasional.
Kendati hujan akhirnya berhenti dan MotoGP bisa digelar, tapi gelaran balap motor internasional itu ditunda sekitar satu karena hujan tetap turun.***
