Penyerangan gas air mata itupun terjadi di tengah turunnya hujan yang membuat massa mahasiswa harus menjauh dari pusat.
"Ini massa mahasiswa sudah sebagian mundur karena sebenarnya hujan. Namun ditembak gas air mata, dan sebagian besar terseret. Ini seperti mata saya sudah kena, kemudian tidak bisa bernapas," ujarnya menjelaskan.
Ridho Rahmadi bahkan mengungkapkam bahwa banyak mahasiswa yang terinjak-injak akibat kacaunya suasana unjuk rasa di depan Gedung DPR.
Baca Juga: Ade Armando Babak Belur Diamuk Massa, Diduga Bukan Dilakukan Kelompok Mahasiswa Unjuk Rasa
Maka dari itu, ia menilai sikap polisi terhadap massa mahasiswa tersebut sudah kelewat batas dan terkesan otoriter.
Padahal menurut pantauannya, saat itu tidak ada provokasi yang muncul baik dari mahasiswa maupun massa unjuk rasa lainnya.
"Tadi beberapa juga jatuh terinjak-injak. Jadi sangat represif, dan ini sudah terlewat batas. Padahal tidak ada provokasi dari mahasiswa, ataupun massa," ucap Ridho Rahmadi menambahkan.
Baca Juga: Login kemnaker.go.id untuk Cek Penerima BSU 2022 Online dan Dapatkan BLT Rp1 Juta bagi Pekerja
Dia pun lantas menyimpulkan bahwa ricuhnya aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR terjadi murni karena sikap polisi yang represif.
"Jadi ini murni polisi yang langsung menembakkan gas air mata kepada massa yang tenang, yang menjelang buka puasa," tuturnya.