Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat semakin luas mengadopsi dunia metaverse dalam kehidupan sehari-hari.
"Tahun depan, akan lebih banyak lagi yang disebar ke seluruh Indonesia," tutur Yasha.
Baca Juga: Cara Mengetahui Nomor BPJS Kesehatan secara Online dan Offline
Kata Yasha, dengan kehadiran teknologi tersebut, masyarakat Indonesia dapat membuat avatar yang merupakan representasi dirinya di dunia metaverse.
Dengan begitu, katanya, Indonesia sudah bisa langsung menggunakan metaverse ketika teknologi itu sudah diterapkan secara global.
Melalui penggunaan alat IoT DAV 2.0, menurut perusahaan, masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi dalam dunia metaverse di masa depan dengan biaya yang relatif murah, bahkan tanpa dikenakan biaya untuk dapat menciptakan avatar di dunia metaverse.
Baca Juga: Sinopsis Film Alex Cross, Aksi Detektif Ungkap Pelaku Pembunuhan di Kota Detroit
"Tidak perlu menggunakan kacamata augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) yang harganya mahal," tutur Yasha.
Di masa mendatang, avatar dapat digunakan dalam kegiatan belanja kebutuhan barang yang dapat dilakukan melalui toko daring di dunia metaverse.
Nantinya antar-avatar, baik pembeli maupun penjual, dapat melakukan transaksi perdagangan sesuai dengan kebutuhan.