Namun, naasnya Kapten Pierre Tendean dinyatakan gugur, usai tragedi G30S PKI tersebut, sehingga pertemuannya dengan Rukmini pada 31 Juli 1965 menjadi pertemuan terakhir mereka sebelum sempat melaksanakan pernikahan.
Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar Rekrutmen Perwira Prajurit Karier TNI 2022
Pengorbanan Kapten Pierre Tendean pada Jenderal A.H. Nasution dan Negara Indonesia
Kapten Pierre Tendean dikenang sebagai salah satu pahlawan revolusi atas tragedi G30S PKI.
Kapten Pierre Tendean harus meregang nyawa di usianya yang masih sangat mudah, yakni 26 tahun, karena tertangkap oleh pasukan Cakrabirawa pada 1 Oktober 1965, karena ia dikira Jenderal A.H. Nasution.
Pada saat menghadapi pasukan Cakrabirawa, Kapten Pierre Tendean tidak mengelak atau mengatakan hal apapun setelah sesaat dirinya ditangkap.
Pada akhirnya, Kapten Pierre Tendean diculik dan dibawa ke daerah kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sang Kapten meninggal dunia setelah mendapatkan empat kali tembakan belakang, dan dimasukkan ke dalam sebuah galian sumur, yang sekarang dikenal dengan nama Lubang Buaya.
Setelah jenazahnya ditemukan bersamaan dengan enam perwira lainnya, Kapten Pierre Tendean dimakamkan di kawasan Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta.
Selain itu, karena pengorbanannya untuk bangsa dan negara, Kapten Pierre Tendean dianugerahi kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Kapten, juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Revolusi di Indonesia.***