Lapan Ungkap Fenomena Antariksa Selama Bulan September, Bulan Purnama Diprediksi Terjadi Esok Siang

- 1 September 2020, 18:21 WIB
Bulan purnama (supermoon) terlihat dari kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/4/2020) dini hari. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan supermoon kali ini menjadi yang terbesar sepanjang tahun 2020. ANTARA FOTO/Hermanus Prihatna/pras.
Bulan purnama (supermoon) terlihat dari kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/4/2020) dini hari. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan supermoon kali ini menjadi yang terbesar sepanjang tahun 2020. ANTARA FOTO/Hermanus Prihatna/pras. /Hermanus Prihatna/ ANTARA FOTO

PR DEPOK - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) baru saja merilis informasi terkait fenomena antariksa yang akan terjadi pada bulan September tahun ini.

LAPAN menyebut oposisi Neptunus dan fenomena ekuinoks, bulan purnama, Apogee, dan Perigee kemungkinan besar akan terjadi pada bulan September.

“Ada beberapa fenomena yang telah kami catat di bulan September,” tutur Kepala Pusat Sains Antartika Lapan Clara Y Yatini dalam agenda konferensi pers yang digelar di Graha BNPB.

Clara mengungkapkan, pergerakan fenomena alam yang kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu dekat salah satunya bulan purnama yang diperkirakan jatuh pada Rabu 2 September 2020 pukul 12.23 WIB.

Namun, terkait fenomena titik terdekat bulan dari bumi atau Apogee bulan, tercatat akan terjdai pada Minggu 6 September 2020. Sementara titik terjauhnya atau yang biasa disebut dengan Perigee bulan diprediksi terjadi pada Jumat 18 September 2020.

Baca Juga: Gemar Cicipi Ragam Sajian Khas Korea Selatan, Wanita Asal Bandung Ciptakan Soju Halal Tanpa Alkohol

Clara juga menjelaskan, LAPAN juga mencatat aktivitas antariksa yang disebut-sebut akan menjadi salah satu yang paling menarik selama bulan September, yakni oposisi Neptunus yang diperkirakan akan terjadi pada Jumat, 11 September 2020. Tak berselang lama fenomena bulan baru juga akan terjadi tepatnya pada Kamis 17 september 2020.

“Dalam pemantauan, pada saat ini planet akan berada dekat dengan posisi kea rah bumi. Permukaannya akan sepenuhnya diterangi oleh sinar matahari,” tutur Clara.

Meski begitu, jarak yang terbilang cukup jauh dari posisi bumi, membuat bintang Neptunus hanya akan terlihat sangat kecil bahkan tampak sebagai titik berwarna biru saat dilihat menggunakan teleskop.

“Jika dilihat dari teleskop, mungkin akan terlihat lebih jelas, kalau menggunakan teleskop yang besar,” ujar Clara.

Baca Juga: Usai Terima Laporan Dugaan Korupsi, Raja Salman Pecat Komandan Tinggi Militer Saudi dan Putranya

Masih di bulan September, LAPAN juga memprediksi terjadinya fenomena ekuinoks. Fenomena tersebut jatuh pada Selasa 22 September 2020 disebabkan oleh pergerakan matahari yang menyebrangi ekuator menuju ke arah selatan.

Pergerakan tersebut merupakan lintasan yang akan dilalui matahari secara tidak sejajar sehingga memicu terjadi adanya pergerakan rotasi pada bumi. Saat itu matahari seakan tampak bergerak dari utara menuju selatan.

“Fenomena saat ini dikenal dengan sebutan autumnal equinox, dikarenakan posisi belahan utara dari belahan utara bumi akan memasuki musm gugur, namun pada belahan selatan akan mengalami musim semi,” tutur Clara.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x