Network
PR DEPOK - Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kunjungan ini menjadi sorotan karena Gibran sebelumnya diusulkan sebagai calon wakil presiden oleh Partai Golkar.
Dalam pertemuan tersebut, Gibran tidak hanya bersilaturahmi dengan AHY, tetapi juga mengajukan permintaan untuk bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pertemuan di luar dugaan ini diungkapkan oleh Herman Khaeron, Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Partai Demokrat. Ia menyatakan bahwa pertemuan berlangsung dengan suasana hangat dan akrab, diselingi sarapan bubur ayam bersama.
“(Gibran) silaturahmi dan sarapan pagi, karena Mas Gibran itu mau ke Solo sehingga mampir dulu bertemu dengan Ketum (Ketua Umum) AHY di sini bersilaturahmi. Saya kira cair acaranya.
"Tadi terlihat bagaimana akrab sebagai (sesama) tokoh muda, akrab, bersilaturahmi,” kata Herman Khaeron menjawab pertanyaan saat di luar kediaman AHY, Jakarta, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara, Minggu.
Selama pertemuan, selain menikmati sarapan, Gibran juga berdiskusi dengan AHY. Ia bahkan menyampaikan permintaan kepada putra sulung SBY itu untuk bertemu dengan sang ayah di kediamannya di Cikeas, Jawa Barat.
Herman Khaeron menjelaskan bahwa selain bersilaturahmi dengan AHY, Gibran juga menyampaikan permintaan untuk mendapatkan waktu bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Keinginan Gibran untuk bertatap muka dengan SBY menambah dimensi menarik dalam dinamika politik nasional.
“Memang Mas Gibran juga minta waktu ketemu dengan Bapak (SBY),” kata Herman Khaeron.
Baca Juga: 5 Tempat Makan Paling Asyik di Bekasi, Makan Enak Sambil Bersenang-senang
Dari dokumentasi foto yang dibagikan oleh DPP Partai Demokrat, terlihat AHY memperkenalkan beberapa tokoh kunci Partai Demokrat yang hadir dalam pertemuan.
Gibran, yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo dan kader PDI Perjuangan, tiba di kediaman AHY dengan menggunakan mobil Toyota Innova hitam.
Mereka menyapa wartawan yang menunggu di luar setelah pertemuan, namun tidak memberikan rincian mengenai isi pembicaraan atau kunjungan Gibran.
Pertemuan ini menarik perhatian publik karena melibatkan tokoh-tokoh penting dari berbagai partai politik, menciptakan spekulasi dan rasa ingin tahu mengenai kemungkinan aliansi atau kerja sama di tingkat politik nasional.***
