Hasan Nasbi Sebut Ide Pemakzulan Jokowi Sebagai Wujud Frustasi Pendukung Capres Tahu Akan Kalah

- 13 Januari 2024, 11:03 WIB
Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi menyebut narasi pemakzulan Jokowi sebagai bentuk para pendukung yang mengetahui calonnya akan kalah.
Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi menyebut narasi pemakzulan Jokowi sebagai bentuk para pendukung yang mengetahui calonnya akan kalah. /ANTARA/Fakhri Hermansyah

PR DEPOK - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi menyebut bahwa narasi pemakzulan Jokowi merupakan sebagai bentuk frustasi para pendukung Calon Presiden yang mengetahui akan kalah.

Berdasarkan hasil survei dari lembaga yang kredibel bahwa angka elektabilitas Pasangan Capres Prabowo-Gibran mencapai angka 50 persen, lebih tinggi dibanding Calon Pasangan Presiden lainnya. Ia menilai bahwa dari hasil survei tersebut mereka tahu bahwa Calon Presiden yang didukungnya akan kalah.

Sehingga, Hasan Nasbi mengatakan bahwa akan ada ide atau gerakan-gerakan yang akan muncul ke permukaan menjelang Pemilu 2024 yang sebelumnya sudah dapat diprediksi.

Sebelumnya, Dalam sebuah Podcastnya di Channel Youtube “Microphone Hasan Nasbi”, ia memberikan Warning terhadap para pendukung Prabowo-Gibran bahwa yang akan dihadapi menjelang Pemilu 2024 bukan lagi soal elektabilitas, dan Pemilu satu putaran. Lebih lanjut Hasan mengatakan bahwa akan ada pihak-pihak yang seolah mengaku independen yang akan melakukan gerakan “Pemilu tanpa Jokowi”.

Baca Juga: Bikin Nagih! Top 7 Rekomendasi Warung Bakso Enak dan Mantap di Probolinggo, Simak Alamatnya

“Baru dua minggu yang lalu, saya memberikan sebuah warning kepada pendukung Prabowo-Gibran bahwa yang akan kita hadapi nanti bukan lagi soal elektabilitas, bukan lagi soal bakal satu putaran atau nggak, karena makin kesini soal satu putaran itu sudah selangkah lagi,” ucapnya.

Hasan menyampaikan lebih lanjut, bahwa terkait soal pemilu satu putaran tidak perlu dikhawatirkan karena ada yang lebih penting dari itu semua.

Ia mengungkapkan bahwa terkait soal satu putaran tersebut bisa dilihat dari rilis survei yang diadakan lembaga survei kredibel yang berada di Prancis, Ipsos, menunjukan bahwa hasil survei untuk Prabowo-Gibran mencapai angka 48 persen, 22 persen untuk Pasangan Anies-Cak Imin, 18 persen untuk Ganjar-Mahfud, dan selebihnya 12 persen.

“Soal satu putaran, dua putaran kita sebenarnya nggak usah pusing lagi. Tapi yang akan kita hadapi adalah apa yang saya sampaikan pada waktu itu. akan muncul gerakan-gerakan yang seolah-olah independen, terlepas dari Tim sukses, terlepas dari Parpol, yang menggerakan sebuah gagasan, ide pemilu tanpa Jokowi,” ungkapnya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kuliner Soto Enak dengan Harga Terjangkau di Probolinggo, Cek Lokasinya

Dalam sebuah Podcastnya yang berjudul “Mereka yang basah, Jokowi yang salah”, Hasan menyampaikan bahwa ide pemakzulan Jokowi merupakan bentuk dari gagasan “Pemilu Tanpa Jokowi”.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa akan ada gerakan-gerakan untuk mendelegitimasi pemilu.

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD yang sekaligus sebagai Calon Wakil Presiden dari Ganjar Pranowo menerima petisi 100 yang berisi orang-orang yang mengaku tokoh, dan sebagian besar dari mereka merupakan para pendukung dari salah satu calon.

“Beberapa hari yang lalu, Prof Mahfud Menko Polhukam sekaligus Cawapres dari pasangan Ganjar-Mahfud itu menerima petisi 100. Petisi 100 ini berisi orang-orang yang mengaku tokoh merek, tapi sebagian besar itu pendukungnya Anies Baswedan,” ujarnya.

Menurutnya, ide “Pemilu Tanpa Jokowi” tersebut merupakan gerakan ter orkestrasi yang datang dari kedua rival Prabowo-Gibran karena mengetahui Capres yang didukungnya akan kalah.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: YouTube Hasan Nasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x