Kisah Inspiratif Petani Muda di Palangka Raya Budidaya Semangka, Raup Keuntungan hingga Puluhan Juta

- 26 Februari 2024, 21:40 WIB
Kisah petani semangka di Palangka Raya.
Kisah petani semangka di Palangka Raya. /Anisa Wulan Sari PR Depok

PR DEPOK - Keberadaan petani sangat penting yang tidak lepas dari kebutuhan pangan masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh petani milenial, Muhammad Fakhrully Akbar (27), warga berkebun di Pal 60 Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah sukses membudidayakan semangka dan berhasil memperoleh keuntungan bersih hingga puluhan juta rupiah.

Muhammad Fakhrully atau akrab disapa Akbar memulai budidaya semangka sejak tahun 2021 melanjutkan jejak sang ayah mertua telah merintisnya di tahun 2014 lalu.

Lulusan Universitas Indonesia tahun 2019 itu mengaku dirinya sangat senang menggeluti bidang pertanian. Hal ini selaras dengan aktivitas masa kecil yang dihabiskan di pedesaan.

Keikutsertaan pada pengabdian di wilayah pedalaman serta potensi pengembangan tanah marginal atau berpasir putih di Kalimantan juga cocok untuk produksi tanaman buah. Meskipun Kalimantan terkenal dengan produksi sawit, Akbar meyakini pengembangan tanaman hortikultura bisa tumbuh di tanah Kalimantan.

Baca Juga: 6 Warung Soto di Pekalongan Paling Top Rating, Sotonya Enak dengan Banyak Varian!

"Untuk sampai pada pertanian pertimbangan saya kemarin karena saya sempat ikut pengabdian guru bantu di pelosok Kalimantan, karena memang dari kecil tinggal di lingkungan pedesaan di Sukabumi, kemudian melihat di Kalimantan pertaniannya bagus walaupun Kalimantan dikenal sebagai produsen sawit, tapi saya memanfaatkan lahan tidur untuk produksi tanaman hortikultura ," kata Akbar kepada PikiranRakyat-Depok.com pada Minggu, 25 Februari 2024.

Budidaya Tanaman Buah Semangka

Akbar menyebut Kebun Oibama atau akronim dari 'Olah Alam InsyaAllah Berkah Manfaat' yang dikelolanya bersama sang istri, Nadia Prasasti Pratiwi berfokus pada tanaman buah Semangka Biji, Semangka Non-Biji, dan Jeruk Siam Pontianak.

Dalam satu tahun ungkap Akbar bisa mencapai 8 hingga 10 kali masa panen. Sementara itu, budidaya pada buah semangka non biji merah bulat dan semangka berbiji lonjong kuning dapat rutin dipanen selama dua bulan satu kali.

Baca Juga: Arti Status Menunggu Gelombang Ditutup di Dashboard Akun Kartu Prakerja Anda

Menurutnya, perkembangan buah semangka sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Kondisi kemarau berkepanjangan atau pun hujan dengan intensitas tinggi sangat mempengaruhi hasil produksi semangka.

Kualitas semangka yang diproduksinya, Akbar menuturkan semangka yang dibudidayanya tidak menggunakan suntikan pemanis atau hormon pembesar berdampak pada kualitas rasa yang dihasilkan, seperti pada musim kemarau semangka akan terasa lebih manis.

Lulusan Universitas Indonesia tahun 2019 itu menuturkan pada masa awal mengemudi kebun Oibama, terbatas hanya satu hektar tanah yang dikelola untuk budidaya.

Namun dalam perjalanannya ia mampu memperluas besar tanah yang berdampak pada peningkatan jumlah produksi buah budidaya. Per Januari 2024, ia mampu mengelola hingga 10 hektar luasnya.

Baca Juga: PKH Maret 2024 Cair Kapan dan Tanggal Berapa? Cek Jadwal Pencairan dan Penerimanya di cekbansos.kemensos.go.id

Sementara itu, Akbar mengatakan dirinya mampu menghasilkan produksi hingga mencapai 25 ton pada lahan dengan luas 3 hektar. Bahkan, ungkap Akbar, saat ini jumlah produksi dapat mencapai 50 - 90 ton dari luas lahan 10 hektar.

Adapun keuntungan yang diterima pada budidaya semangka, dirinya mengungkapnya berhasil meraup penghasilan kotor hingga mencapai 400 juta.

Produksi buah semangkanya kini telah sukses dipasarkan hingga mencapai mancanegara, yakni dipasarkan ke wilayah Malaysia. Pemasaran di dalam negeri, Kebun Oibama turut menjadi pemasok pangan untuk wilayah Pontianak, Kalimantan Tengah, meliputi Palangkaraya, Pangkalan Bun hingga Sampit dan wilayah Kalimantan Selatan, meliputi Banjarmasin, Barito Kuala, hingga Hulu Sungai Selatan.

Tantangan Sebagai Petani

Perjalanan Akbar menjadi seorang petani milenial yang mengelola tanah dengan luas mencapai 10 hektar, ungkap Akbar pada proses pengelolaannya dijumpai banyak tantangan.

Baca Juga: Dukung Permusikan, Waroeng Steak Kolaborasi dengan Musisi Lokal Melalui Album Waroeng Music Compilation

Diantara beberapa kesulitannya, yakni bibit buah semangka cukup langka ditemukan di wilayahnya akibat daya saing antar petani semangka, pupuk hingga obat-obatan dengan harga cukup melambung tinggi. Tutur Akbar bahwa kondisi tanah marjinal membutuhkan pupuk yang cukup banyak disertai perawatan ekstra.

"Kondisi tanah kami itu tanah berpasir putih atau tanah marjinal yg butuh pupuk banyak, kapur dolomit untuk penetralan ph, dan cara merawat yang ekstra,"tuturnya.

Disisi lain, ia menyampaikan infrastruktur jalan menuju lokasi kebun, ungkapnya belum memadai sehingga dapat menghambat proses distribusi buah hasil panennya.

Ia turut mengeluhkan sejak tahun 2014 sepanjang satu kilometer dari jalan beraspal menuju tempat kebunnya sulit dilalui terlebih pada musim penghujan menyebabkan jalan berlubang dan longsor ataupun jalan akan menjadi gembur di musim kemarau panjang.

Baca Juga: 8 List Rumah Makan Paling Rekomen untuk Munggahan di Bandung, Tempatnya Luas!

"Kami dari 2014 itu akses jalan kami menuju kebun, dari aspal ke dalam kebun sekitar 3 kilometer, sekitar 1 kilometer dari aspal itu jalannya berlangganan rusak. Jalan rusak itu berpengaruh khususnya kami yang produksi Semangka, ketika truk pengangkut semangka oleng, semangkanya pun ya akan hancur,"tuturnya.

Perbaikan jalan rusak seringkali dilakukan sebelum musim panen tiba. Menurutnya hal ini akan berpengaruh pada hasil panen yang diperoleh apabila jalan tidak segera diperbaiki saat panen tiba. Dirinya berharap pemerintah setempat atau daerah dapat berkontribusi untuk perbaikan jalan menuju kebun karena menyangkut dengan keberlangsungan ketahanan pangan di wilayahnya.

"Setiap kami panen, itu kami mau gak mau harus menyiapkan energi lebih untuk perbaiki jalan dulu biar aman, abis itu baru panen, dalam artian pemetikan, penimbangan dan sebagainya. Mudah-mudahan baik dari pemerintah daerah maupun pusat mau membantu,"katanya.

Lebih lanjut, Akbar menyebut smart farming 4.0 berbasis teknologi pertanian yang digagas oleh Kementerian Pertanian belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh semua petani milenial, terutama di wilayah Kalimantan. Ia mengaku Kebun Oibama yang dikelola belum mendapatkan akses listrik dan jangkauan internet sangat terbatas.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 63 Ditutup Tanggal Berapa? Cek Jadwalnya di Sini

"Petani milenial yang digagas oleh Kementerian Pertanian ini bagus, sayangnya perhatian masih terfokus di wilayah Jawa. Sedangkan kami di sini sarana kaya akses jalan, listrik, jaringan, itu ga ada masih terbatas, kebun kami ga ada listrik pln, jaringan internet terbatas, sedangkan konsep Kementerian Pertanian Smart Farming," tuturnya.

Membuka Toko Buah Semangka

Selain mendistribusikan melalui pasar, dirinya mengatakan membuka toko buah bertempat tidak jauh dari kediamannya. Akbar menuturkan ia berprinsip untuk menebar kebermanfaatan untuk lingkungan sekitar dengan menjual semangka dan jeruk segar hasil budidayanya dengan harga cukup terjangkau dengan kualitas ketahanan sampai satu bulan.

"Kami juga menjual hasil semangka dan jeruk di toko buah yg kami sewa. Jadi gak 100% diambil tengkulak, prinsip kami mencari keberkahan dengan menjual semangka yg segar serta harga terjangkau," ucapnya.

Baca Juga: 7 Bakso Paling Rekomen di Kota Pekalongan, Aromanya Mantap dan Enak Sesuai Selera

"Kemudian, secara sisi ekonomi ketahanan semangka kami bisa bertahan sebulan di toko,"tuturnya.

Sukses sebagai petani milenial, Akbar dan Nadia pasangan suami istri alumni Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga ini sempat beberapa kali diundang menjadi pembicara baik di lembaga pemerintah maupun beberapa podcast serta media nasional berbicara terkait petani milenial dan pertanian.

Ungkap Akbar, dirinya pernah menjadi pembicara di BPS Kalimantan Tengah hingga di Humas Kementerian Pertanian melalui TV Tani***

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah