Ungkapkan Kelemahan Kader PDI Perjuangan, Megawati Mendadak Bicarakan Keberlangsungan Partai

- 29 Oktober 2020, 07:31 WIB
Megawati Soekarnoputri.
Megawati Soekarnoputri. /Instagram/@puanmaharaniri

PR DEPOK - Bersamaan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri meresmikan 13 kantor, 1 patung pahlawan Soekarno, dan 1 sekolah partai.

Peresmian yang dilaksanakan pada Rabu 28 Oktober 2020 itu berlangsung secara daring.

Dalam peresmian tersebut, Megawati juga tiba-tiba membicarakan soal keberlangsungan partai yang menurutnya tidak bisa selamanya ia pimpin.

Baca Juga: Jawa Barat Waspada Adanya Hujan Intensitas Sedang hingga Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Sejumlah pihak menilai, pernyataannya itu seolah mengisyaratkan bahwa dirinya takkan lama lagi menjabat.

"Tentu saya nggak akan selamanya jadi ketua umum, tentu nggak semua jadi DPP. Namun, partai ini akan terus jalan dan tetap kongres partai adalah institusi tertinggi partai yang harus ditaati karena semuanya harus hadir dari paling bawah," ujar Megawati seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Selain itu, Megawati juga mengungkapkan terkait masih banyaknya kader PDI Perjuangan yang tidak disiplin.

Baca Juga: Divonis 2 Tahun Penjara, Petinggi Sunda Empire: Sunda itu Milik Dunia, Bukan Hanya Kita

Padahal menurutnya, para kader tersebut hanya tinggal menikmati tanpa harus mengikuti perjalanan dalam proses membesarkan partai sejak semula bernama PDI.

Diketahui, kelahiran PDIP sangat terkait dengan peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli).

Kemudian, PDIP resmi dibentuk pada tahun 1999 dengan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umumnya sampai saat ini.

"PDIP ini istilahnya sudah tinggal enak masuk, tapi masih banyak di kalangan PDIP yang kurang disiplin," ujarnya.

Baca Juga: Meski Libur Panjang, Anies Baswedan Imbau Warga Jakarta Tetap di Rumah Demi Cegah Klaster Keluarga

Kemudian, Megawati meminta pada pengurus yang belum memiliki kantor untuk segera membangun kantor sebagai tempat bertemu dengan masyarakat.

"Gimana akan maju kalau nggak bisa bertemu rakyat, karena dompleng, nyewa, kontrak. Itulah dalam keputusan saya semua aset partai adalah milik DPP Partai," ucap mantan Presiden RI ke-5 tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah