PR DEPOK - Liverpool mengajarkan tim asuhan Erik ten Hag untuk tetap rendah hati, meski sedang dalam tren positif.
Bertandang ke Anfield Staium, Man United menelan kekalahan terbesar dalam sejarah mereka melawan Liverpool, dengan hasil akhir 7-0 untuk kemenangan tuan rumah.
Man United sebelumnya memperoleh kemenangan beruntun dengan permainan yang cantik. Beberapa pemain pilar seperti Rashford, Bruno, Martinez, Casemiro,dan De gea, menunjukan semangat juang dan kekompakan yang melahirkan hasil positif.
Namun, tidak ada yang menyangka. Tim yang di musim ini sering tampil buruk dan tidak konsisten, mampu mengalahkan anak asuh Erik ten Hag yang sedang di atas angin.
Kekalahan yang diterima pun bukan kekalahan biasa. Man United dan Liverpool memiliki gengsi nya sendiri dalam setip pertandingannya.
Dengan kekalahan 7-0 ini, diyakini juga akan menjadi titik balik Liverpool, yang telah memperoleh kepercayaan diri mereka kembali. Kecocokan trio GAKSADAR (Gakpo, Salah, Darwin), mulai terlihat bisa menjadi solusi untuk bangkit kembali.
Setelah kekalahan besar ini, pelatih asal Belanda itu pun menunjukan ekspresi kekecewaannya terhadap para pemain Man United. Lantas, apa tanggapan Ten Hag mengenai pertandingan ini?
“Ini sangat tidak profesional. Sebelum babak pertama berakhir, mulai terlihat kesalahan organisasi antar pemain, dan terciptalah gol,” ujar Ten Hag.
Hasil kekalahan besar ini, menurut Ten Hag sangatlah mengejutkan. Setelah babak kedua dimulai, Ten Hag merasa Man United memberikan gol begitu saja pada tim asuhan Jurgen Klopp.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 49 Dibuka! Berikut Info Jadwal, Syarat Lolos Pelatihan, dan Cara Daftar
“Terlalu banyak kesalahan dalam mengambil keputusan, ketika para pemain sedang memegang bola,” lanjut Ten Hag. Ten Hag merasa, setelah tim asuhnya tertinggal 3-0, pemain justru semakin tidak terorganisir. Perilaku pemain yang seperti itu, mengejutkan bagi Ten Hag. “Saya belum pernah melihat tim saya seperti ini. Ini seperti bukan Manchester United,” tegasnya.
Di pinggir lapangan, Ten Hag mengakui dirinya terus menganalisa setiap pemain di timnya, muali dari performa, bagaimana karakter dan mentalitas pemain, bagaimana para pemain berkomunikasi di lapangan, dan bagaimana bahasa tubuh yang diberikan oleh para pemain asuhannya. Para pemain tampak tidak menerapkan strategi dan lalai terhadap posisi yang seharusnya.
Namun Ten Hag percaya, bahwa tim nya akan reset kembali dan kembali meroket. Dia mengatakan bahwa mereka akan bicarakan soal ini dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi.
“Selalu ada saja hari yang buruk. Namun, apabila kami melakukan hal yang benar, tetap ada di jalur yang baik, bereaksi dengan baik. Maka sebagai sebuah tim, kami akan belajar banyak dari hal-hal seperti ini, dan menguatkan mentalitas kami untuk ke depannya,” tegas Ten Hag.***