Lolos Europa League Setelah 122 Tahun Penantian, Brighton Tetap Optimis

21 September 2023, 13:39 WIB
Selebrasi pemain Brighton setelah berhasil melepaskan gol kedua. Premier League - Brighton vs Manchester United. /Reuters/

PR DEPOK – Setelah penantian selama 122 tahun, Brighton akan melakoni laga Europa League perdananya. Klub asal Inggris ini mengamankan tempatnya setelah finis keenam di Liga Premier musim lalu.

Tidak mudah perjuangan Brighton untuk lolos ke Europa League atau Liga Eropa. Mereka telah menanggung sakit hati selama bertahun-tahun.

Dilansir dari ESPN, pada Kamis, 21 September 2023, Brighton pernah degradasi dari divisi teratas pada tahun 1983 dan saat yang sama mereka kalah di final Piala FA dari Manchester United. Bahkan klub ini hampir terdegradasi ke Konferensi Sepak Bola dan tersingkir pada tahun 1997 karena berulang kali gagal di babak playoff Championship.

Pada tahun 2012 sampai 2016, Brighton masih terus berjuang sebelum akhirnya mencapai promosi ke Liga Premier pada 2016-2017.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Warung Makan Soto Paling Nikmat di Depok, Berikut Alamat dan Jam Bukanya

Sekarang segalanya berbeda. Di tengah pengakuan dunia atas bisnis transfer dan gaya taktis mereka di bawah pelatih kepala Roberto De Zerbi yang menarik, kebangkitan Brighton untuk bermain di League Eropa merupakan sebuah cerita yang cukup menarik.

Melihat De Zerbi dan timnya menghadapi klub kelas berat Eropa adalah sebuah hadiah yang pantas bagi para penggemar yang telah setia bersama klub ini dalam suka dan duka.

Brighton pernah lumpuh secara finansial karena salah urus selama bertahun-tahun. Bahkan sampai kehilangan tempat dan dilikuidasi.

“Itu hanyalah pukulan demi pukulan pada saat itu,” ujar salah satu penggemar.

Baca Juga: 7 Tempat Makan Gudeg Paling Nikmat dan Khas di Magelang, Catat Alamat Lengkapnya di Sini

Namun, semuanya berubah setelah Dick Knight mengambil kendali penuh Brighton dari pemilik sebelumnya Greg Stanley dan ketua Bill Archer hanya dengan 100 juta euro.

Kesedihan Brighton benar-benar berakhir pada tahun 2009 saat klub diambilalih oleh pengusaha lokal dan raja taruhan olahraga, Tony Bloom.

Investasi baru yang dibutuhkan berhasil mewujudkan rencana pembangunan stadion baru di Falmer, di tepi Taman Nasional South Downs.

Brighton perlahan meraih kesuksesan di bawah asuhan legenda Uruguay Gus Poyet untuk mendapatkan promosi ke Championship pada 2010-11. Setelah beberapa tahun, Brighton kembali di papan atas untuk pertama kalinya dalam 34 tahun di bawah Chris Hughton pada 2016-2017. Sejak itu, departemen rekrutmen pemain klub, dan kemampuan mereka untuk melihat potensi di wilayah yang secara tradisional diabaikan dan diremehkan di dunia, telah membedakan mereka dari para pesaingnya.

Baca Juga: 15 Kapal Luar Angkasa Terbaik yang Bisa Didapatkan di Game Starfield, Ada Murasame

Brighton Optimis di Europa League

Para pendukung klub sangat menekankan bahwa mereka tidak boleh terlalu terburu-buru saat melakukan debut perdananya di Europa League pada pekan ini.

“Saya pikir dari sudut pandang fans tidak akan ada tekanan sama sekali. Semua orang mengharapkan kami lolos grup, tapi skenario terburuknya, finis ketiga, dan lolos ke Liga Konferensi Eropa,” ujar seorang penggemar.

Di bawah De Zerbi musim ini, Brighton banyak berubah. Pelatih asal Italia banyak meningkatkan kualitas tim. Bahkan Bloom mengaku kaget dengan pengaruh De Zerbi.

Baca Juga: Biar Nggak Nyesel! Ini 5 Kedai Mie Ayam di Pemalang Paling Enak dan Nikmat yang Wajib Dicoba

“Saya tidak begitu menyadari dampak yang akan ditimbulkan ketika dia masuk,” kata Bloom.

"De Zerbi sangat berpengaruh bagi banyak pemain. Dia sangat bagus dalam mengembangkannya. Kualitas permainan dan pengambilan risiko di waktu yang tepat menciptakan peluang bagi para pemain untuk memaksimalkan peluang dan kemampuan taktisnya luar biasa," katanya menambahkan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ESPN

Tags

Terkini

Terpopuler