Chelsea Dijual Gegara Invasi Rusia, Masa Depan Tiga Pemain Bintang Kini Terancam di Stamford Bridge

- 7 Maret 2022, 11:38 WIB
Masa depan dari tiga pemain Chelsea terancam usai klub dijual gara-gara invasi Rusia.
Masa depan dari tiga pemain Chelsea terancam usai klub dijual gara-gara invasi Rusia. /Instagram @Chelseafc/

Antonio Rudiger yang merupakan bek terbaik Chelsea, saat ini menuntut upah yang tinggi, yakni sekitar 200.000 Poundsterling atau sekitar Rp3,8 miliar per minggu, plus bonus jika ia bertahan lebih lama di Stamford Bridge.

Bek tengah asal Jerman itu juga mulai didekati sejumlah klub besar Eropa seperti, Real Madrid, Bayern Munchen, PSG, dan Manchester United, yang bersiap untuk mengontraknya dengan status bebas transfer.

Baca Juga: Haji Faisal Emosi Terhadap Oknum yang Fitnah Gala Sky: Cucu Saya Tersakiti, Dosa yang Dia Dapat!

Selain itu, Cesar Azpilicueta yang bergabung dengan The Blues sejak tahun 2012, bisa dibilang merupakan salah satu legenda Chelsea, karena telah berhasil memenangkan setiap trofi di level klub.

Namun, kontrak Cesar Azpilicueta akan berakhir pada musim panas ini, dan Barcelona dilaporkan tertarik untuk mendapatkan jasanya.

Di sisi lain, Barcelona juga dikabarkan tertarik untuk menandatangani Andreas Christensen.

Meskipun Bayern Munchen juga ingin merekrutnya, Xavi Hernandez diyakini menjadi yang terdepan untuk mendapatkan tanda tangan pemain asal Denmark itu.

Baca Juga: Tak Bisa Larang Penundaan Pemilu 2024, MS Kaban Anggap Ambisi Jokowi Mulai Terbaca: Presiden Boleh Radikal?

Perubahan kepemilikan klub asal London itu bisa memakan waktu beberapa minggu untuk diselesaikan, Chelsea juga bisa proaktif dalam mengunci ketiga pemain itu ke kesepakatan kontrak baru.

Tetapi kemungkinan pemilik baru Chelsea nanti, bisa saja membiarkan ketiga pemain tersebut pergi di akhir musim ini, karena mereka menuntut upah yang besar jika dibiarkan bertahan di Stamford Bridge.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Sportskeeda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah