PR DEPOK – Penetapan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) oleh negara tidak terlepas dari peran serta para tokoh pendidikan di Indonesia, salah satunya Ki Hajar Dewantara.
Atas dasar jasa para tokoh pendidikan, Hari Pendidikan Nasional kemudian setiap tahun pada tanggal 2 Mei senantiasa diperingati.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional menjadi momen yang tepat untuk mengenang kembali serta meneladani para tokoh pendidikan.
Selain mengenang jasa tokoh pendidikan dalam Hari Pendidikan Nasional, sejarah perjuangan mereka kerap pula dibukukan.
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2021, berikut ini 7 tokoh pendidikan nasional yang dirangkum Pikiranrakyat-Depok.com dari laman Kemendikbud.
1. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara Lahir pada tahun 1889, dan merupakan keturunan Pakualaman, cucu Paku Alam III (Gusti Hadipati Haryo Sastraningrat), putra Kanjeng Pangeran Haryo Soeryaningrat.
Ia merupakan tokoh pendidikan yang luar biasa. Ia berusaha membangkitkan kesadaran golongan bumiputera untuk merdeka melalui pendidikan yang humanis-nasionalistis, bersifat antipenjajahan.
Berkat kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan dan pendidikan, Ki Hajar Dewantara dianugerahi banyak gelar. Tanggal kelahirannya 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak tahun 1959. Selain sebagai Bapak Tamansiswa, Ki Hadjar Dewantara juga ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional, Perintis Kemerdekaan Indonesia, dan Pahlawan Nasional.
2. Willem Iskander
Willem Iskander adalah seorang pelopor pendidikan guru dari Sumatra Utara yang mendirikan sekolah guru di Tano Bato secara swadaya dengan gedung sekolah yang sangat sederhana.
Pada zaman penjajahan Belanda, ia berusaha membawa rakyat keluar dari keterjajahan dengan mencerdaskan kehidupan rakyat.
Pemilik nama lahir Sati Nasution ini mempelopori gagasan itu dengan mengkaderisasi calon-calon guru lewat sekolah guru Kweekschool Tanobato yang ia dirikan pada Oktober 1862.
3. I Gusti Ayu Rapeg
I Gusti Ayu Rapeg lahir di Kota Denpasar pada tanggal 11 Mei 1917. Ibunya adalah seorang saudagar kain yang amat laris saat itu, sedangkan ayahnya adalah seorang undagi (tenaga ahli) dan seniman terkenal pada zamannya.
Ia merupakan tokoh pergerakan dan pendidikan dari Bali yang memiliki cita-cita agar kaum wanita di daerahnya mendapatkan pendidikan formal hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
4. Engku Mohammad Syafei
Engku Mohammad Syafei adalah penggagas pendidikan dari Sumatra Barat yang mendirikan Indonesisch Nederlansche School (INS) Kayutaman pada 1926. Ia juga adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang ketiga dalam Kabinet Sjahrir II.
5. R.A. Lasminingrat
R aden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Suhara pada 1843. Ia merupakan putri seorang ulama/kyai, penghulu limbangan, dan sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria.
Lasmi merupakan istri kedua dari Raden Adipati Aria Wiratanudatar VIII, Bupati Garut
Ia adalah perempuan Sunda yang fasih berbahasa Belanda dan dengan kemampuannya itu ia berhasil menerjemahkan sejumlah karya penulis Barat.
Buku terjemahannya itu menjadi bahan bacaan bagi siswa di sekolah -sekolah, tidak hanya di tanah Sunda, tetapi menyebar ke daerah lainnya.
6. Hasyim Al Asy’
Hasyim Al Asy’ lahir di Pondok Nggedang, Jombang, Jawa Timur, pada 14 Februari 1875. Ayahnya bernama Kiai Asy’ari merupakan pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibunya, ia merupakan keturunan Raja Brawijaya VI, yang juga dikenal dengan Lembu Peteng, ayah Jaka Tingkir yang menjadi Raja Pajang (keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir).
K.H. Hasyim Asy’ari, merupakan Tokoh Pendidikan Pembaharu Pesantren.
Ia juga seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia.
Selain itu, ia juga pendiri pesantren Tebuireng, Jawa Timur dan dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren.
7. Ahmad Dahlan
Muhammad Darwis atau Ahmad Dahlan merupakan dilahirkan di Kauman pada tahun 1868 dari ayah KH Abu Bakar dan ibu Siti Aminah. Ayahnya seorang penghulu besar, dan berperan langsung sebagai pendidik pertama dalam mengenalkan ilmu-ilmu keagamaan (keislaman klasik) sekaligus mencontohkan aktualisasinya dalam kehidupan.
Pada bidang pendidikan, Ahmad Dahlan berperan dalam pembaharuan pendidikan meliputi lima aspek, yakni aspek filosofis, aspek kelembagaan, aspek strategi, aspek manajemen dan aspek metodologis.
Selain itu, KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai Pendiri Muhammadiyah.***