Hampir 600 Staf Medis AS Gugur karena Virus Corona

- 7 Juni 2020, 12:00 WIB
Sejumlah tenaga medis memindahkan pasien terpapar virus corona di Brooklyn Hospital Center, New York City, Amerika Serikat, 30 Maret 2020.
Sejumlah tenaga medis memindahkan pasien terpapar virus corona di Brooklyn Hospital Center, New York City, Amerika Serikat, 30 Maret 2020. //ANTARA

PR DEPOK - Hampir 600 staf medis Amerika Serikat (AS) yang berada di garis depan meninggal karena Virus Corona menurut Lost on the Frontline, dan mungkin angka ini akan terus bertambah.

Lost on the Frontline merupakan proyek penghitungan, verifikasi, dan mengenang petugas kesehatan yang gugur selama pandemi yang diluncurkan oleh Guardian dan Kaiser Health News (KHN).

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian Minggu, 7 Juni 2020 data tersebut mencakup dokter, perawat, paramedis, dan petugas di rumah sakit, seperti petugas kebersihan, administrator, dan pekerja panti jompo yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk membantu orang lain selama pandemi.

Baca Juga: Mahasiswi Asal Indonesia Nadhira Afifah Terpilih untuk Berpidato di Wisuda Harvard 2020

Mayoritas dari mereka yang didokumentasikan diidentifikasi sebagai orang kulit berwarna, kebanyakan orang Afrika-Amerika dan Asia Pasifik.

Guardian dan KHN sedang membangun basis data interaktif yang bisa diakses oleh publik. Data itu juga memuat faktor-faktor seperti ras atau etnis, profesi, lokasi, dan apakah para petugas memiliki Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai.

Basis data yang akan segera dirilis akan menawarkan wawasan tentang cara kerja dan kegagalan sistem perawatan kesehatan AS selama pandemi Virus Corona.

Baca Juga: 4 Orang Gugur dalam Kecelakaan Helikopter TNI di Kendal Jawa Tengah

Selain mencatat kematian, Lost of the Frontline juga mencatat tentang tantangan yang dihadapi petugas kesehatan selama pandemi. Misalnya, banyak yang terpaksa menggunakan masker yang sama berulang kali.

Jumlah yang dirilis per Sabtu, 6 Juni 2020, ada 586 nama yang saat ini sudah masuk ke data internal Lost of the Frontline yang dikumpulkan dari anggota keluarga, teman, laporan media, serikat pekerja, dan dari sumber-sumber lain.

Mereka yang gugur melakukan tugasnya dengan sepenuh semangat dan dedikasi. Banyak yang kehilangan, pasangan, teman, orang tua, veteran militer, dan aktivis komunitas karena membantu kemanusiaan.

Baca Juga: Update Corona Depok 6 Juni 2020: Pasien Sembuh 324 Orang

Di antara mereka yang gugur adalah Dr Priya Khanna, seorang nephrologist, yang terus meninjau kembali grafik pasiennya sampai dia memakai ventilator. Ayahnya, seorang pensiunan ahli bedah, menyerah pada penyakit hanya beberapa hari setelah putrinya meninggal.

Susana Pabatao, salah satu dari ribuan petugas kesehatan Filipina di AS, menjadi perawat berusia akhir 40-an. Susana meninggal hanya beberapa hari setelah suaminya, Alfredo, yang juga terinfeksi Virus Corona.

Dr James Goodrich, seorang ahli bedah saraf pediatrik terkena, yang diakui karena memisahkan kembar siam, juga dikenang sebagai seorang pria renaisans yang mengumpulkan buku-buku medis antik, mencintai anggur-anggur halus, dan memainkan didgeridoo.

Baca Juga: Toko Modern dan Pasar Tradisional di Depok Wajib Terapkan Protokol Kesehatan Cegah Covid-19

Beberapa orang yang meninggal pertama kali menghadapi kondisi yang memprihatinkan di tempat kerja. Rose Harrison, (60), seorang perawat yang terpaksa tidak mengenakan masker saat merawat pasien Virus Corona di panti jompo Alabama, menurut putrinya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x