Pertumbuhan PDB 7,07 Persen, Indonesia Catat Eskalasi Terkuat dalam Satu Dekade

- 6 Agustus 2021, 10:00 WIB
Foto Ilustrasi ekonomi.
Foto Ilustrasi ekonomi. /Foto: Pixabay/mohamed_hassan
 
PR DEPOK - Indonesia keluar dari jurang resesi pada kuartal kedua setelah melaporkan tingkat pertumbuhan tahunan terkuatnya dalam lebih dari satu dekade.
 
Namun pada analis memperingatkan pemulihan ekonomi di Indonesia akan mengalami kemunduran karena lonjakan Covid-19 baru-baru ini.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Kamis, 5 Agustus 2021, Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara tumbuh 7,07 persen pada kuartal April-Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekspansi pertama dalam lima kuartal.
 
 
Kecepatan tersebut lebih kuat dari perkiraan pertumbuhan 6,57 persen dalam survei analis Reuters,  dan tertinggi sejak kuartal Oktober-Desember 2004, menurut data Bank Mandiri. Kontraksi kuartal pertama direvisi menjadi 0,71 persen.
 
Menurut Kepala Statistik Margo Yuwono, sektor transportasi dan pergudangan serta makanan dan minuman mencatat pertumbuhan terbesar, seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama periode tersebut.
 
Namun, dia mengatakan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga karena efek dasar yang rendah jika dibandingkan dengan kuartal kedua yang dilanda pandemi yang lemah tahun lalu.
 
Margo juga mencatat bahwa negara-negara kaya seperti Singapura dan Amerika Serikat juga telah melaporkan pola yang sama.
 
Pada basis triwulanan, non-musiman, ekonomi tumbuh 3,31 persen, dibandingkan dengan penurunan 0,92 persen yang direvisi pada Januari-Maret. Analis memperkirakan 2,94 persen.
 
Produk domestik bruto atau PDB Indonesia menyusut untuk pertama kalinya sejak 1998 sebesar 2,1 persen karena wabah Covid-19 dan pembatasan mobilitas untuk menahan virus corona yang menghantam hampir semua aspek kegiatan ekonomi.
 
Dalam upaya membantu perekonomian dalam mengatasi krisis, dilaporkan pemerintah Jokowi telah menghabiskan puluhan miliar dolar.
 
Sementara sementara Bank Indonesia menerapkan langkah-langkah yang tidak lazim seperti secara langsung membiayai defisit fiskal untuk melengkapi penurunan suku bunganya.
 
Namun, kasus Covid-19 melonjak mulai Juni, didorong oleh penyebaran varian Delta, dan pihak berwenang memberlakukan pembatasan baru seperti PPKM Darurat dan PPKM Level 4 sejak awal Juli.
 
“Ini pasti akan berdampak buruk pada kemajuan pemulihan,” kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x