PR DEPOK – Dalam keterangan yang diberikan usai menghadiri pertemuan G20 melalui daring, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyampaikan pentingnya kelanjutan konsolidasi kebijakan fiskal maupun moneter 2021 agar pemulihan ekonomi semakin kuat dan berjalan di jalur yang tepat.
Disampaikan dalam pernyataannya, Sri Mulyani memaparkan, salah satu kebijakan fiskal yang akan dilakukan Indonesia adalah melanjutkan kebijakan pelebaran defisit anggaran, meski tidak setinggi di tahun 2020.
"Misalnya, untuk Indonesia, kita menurunkan defisitnya untuk tahun depan. Penurunan ini tidak terlalu jauh, hanya ingin memastikan bahwa pemulihannya terus berjalan dan tidak terganggu," kata Sri Mulyani seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.
Baca Juga: Jurnalis Metro TV Dinyatakan Tewas Usai Tabrak Truk Pengangkut Sampah
Usai mengikuti kegiatan The 5th G20 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting, yang merupakan bagian dari Pertemuan G20, Menkeu juga menyambut baik semua lembaga multilateral yang memberikan dukungannya, baik dalam kerangka mikroekonomi, pembiayaan vaksin, maupun pembiayaan hijau untuk mengatasi perubahan iklim.
"G20 harus terus mendukung kerja sama multilateral ini dan juga memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses vaksin secara adil, terjangkau, dan merata," lanjut Sri Mulyani.
Tak hanya itu, disampaikan pula oleh Menkeu Sri, dirinya mengharapkan agar engara-negara yang paling rentan terdampak Covid-19 dapat terbantu dengan inisiatif perpanjangan metode periode pembayaran utang melalui program Debt Service Suspension Initiative (DSSI).
Baca Juga: Pengendara Seperti Apa Diri Anda? Tes Kepribadian pada Gambar Ini Akan Mengungkap Kebenarannya
"Kami juga mendorong G20 melalui semangat multilateralisme dapat memperluas dukungan kepada negara-negara rentan," tuturnya.
Dalam keterangannya, Sri Mulyani juga menegaskan, Indonesia siap dan bersifat terbuka terhadap bentuk kerja sama dengan anggota G20.