Soal Kematian Halyna Hutchins di Lokasi Syuting 'Rust', Begini Komentar Ahli Senjata Api Hollywood

23 Oktober 2021, 20:55 WIB
Halyna Hutchins, sinematografi untuk film / Andriy Semenyuk/Reuters

PR DEPOK - Kematian sinematografer film "Rust" Halyna Hutchins pada Kamis lalu telah menimbulkan banyak pertanyaan tentang keamanan senjata api yang digunakan saat syuting.

Alec Baldwin, aktor utama film tersebut, menembakkan senjata penyangga saat reka adegan di lokasi syuting di New Mexico.

"Kejadian tersebut membunuh Hutchins dan melukai sutradara film, Joel Souza," kata kantor Sheriff Santa Fe County dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Insider pada 23 Oktober 2021.

Baca Juga: Tak Sengaja Tembak Kru Film hingga Tewas, Alec Baldwin Syok dan Sampaikan Duka Mendalam

Seorang perwakilan keamanan setempat mengatakan, pembuat senjata berada di lokasi syuting dan pihaknya sedang menyelidiki cara dan jenis proyektil yang dilepaskan saat kejadian itu.

Menurut Larry Zanoff selaku manajer senjata di Independent Studio Services, jika pistol memiliki amunisi hidup, maka hal tersebut akan menjadi pelanggaran besar terhadap pedoman keselamatan yang ditetapkan.

"Tidak ada tempat untuk amunisi langsung di televisi atau set film," ujar Zanoff, mantan pembuat senjata yang kini bekerja untuk melengkapi aktor dengan senjata dalam film.

Dia memiliki hampir 60 kredit atas namanya di IMDb, mulai dari "Captain America: Civil War" hingga "Westworld".

Baca Juga: Rekomendasi Film Populer yang akan Tayang di Bioskop Mulai 5 November 2021

Dia mengatakan bahwa setiap set seharusnya memiliki orang yang ditunjuk untuk mengawasi penggunaan senjata api di setiap adegan untuk memastikan bahwa semua senjata dan amunisi dikunci saat tidak digunakan, dan juga memeriksa senjata api sebelum dan sesudah setiap adegan.

Selain itu, wajib diadakan beberapa pengarahan keselamatan harian terlepas dari akan atau tidaknya senjata yang ada di lokasi benar-benar ditembakkan hari itu.

"Orang itu juga harus seorang profesional yang cukup terdidik dan cukup terampil secara teknis untuk menangani senjata api tertentu yang digunakan pada produksi tertentu"

"Senjata seharusnya diperiksa sebelum dan sesudah setiap penggunaan," tuturnya.

Baca Juga: Cara Ubah Nama yang Salah Cetak di KK, Prosesnya Hanya 15 Menit Tanpa Biaya

Senjata api sering kali mampu menembakkan peluru tajam, tetapi juga hanya peluru kosong yang seharusnya digunakan di lokasi syuting.

Namu  perbedaan terletak pada proyektilnya. Amunisi langsung dirancang untuk membunuh atau melukai, termasuk sepotong logam yang seharusnya keluar dari pistol saat ditembakkan.

Peluru kosong mungkin bisa memiliki selembar kertas atau kapas, bukan logam.

Sehingga meski blangko memiliki bubuk mesiu, menyalakan mesiu tidak akan mengeluarkan benda keras dari senjata.

Baca Juga: Mengaku Stres, Amanda Manopo Berencana Liburan: Kalau Bisa Besok ke Bali Yah

Namun bukan berarti bahwa blangko kosong tidak dapat melukai seseorang.

Menurut Zanoff, menyalakan bubuk mesiu masih dapat menyebabkan luka bakar dan cedera lainnya, serta standar industri mengharuskan pemain dan kru berada 20 kaki jauhnya jika peluru ditembakkan.

"Jika Anda meletakkan sesuatu dengan blanko sangat dekat dengan kulit Anda, jelas Anda akan terbakar. Ada ledakan"

"Itu seharusnya menjadi simulasi tembakan. Jadi agar terlihat benar, Anda akan mendapatkan kilatan moncong," tuturnya.

Baca Juga: Soal Pelat Nomor Kendaraan Rachel Vennya, Ini Kata Polda Metro Jaya

Setelah kematian Hutchins, banyak pihak yang mempertanyakan kemungkinan berubahnya mekanisme syuting film serupa di masa mendatang.

Zanoff mengatakan terlalu dini untuk mengatakan hal tersebut, tetapi pedoman yang ada sudah sangat kuat dan dia pikir kemungkinan mereka tidak diikuti dengan benar di adegan film "Rust".

"Sebagian besar produksi berjalan hari demi hari, dan berhasil mereplikasi tembakan berkali-kali, beberapa kali sehari dengan cara yang sangat aman dan terkendali"

"Saya tidak tahu bahwa ada sesuatu yang lebih ketat yang dapat dilakukan sebagai sejauh protokol keamanan berjalan. Ini lebih merupakan pertanyaan apakah protokol keselamatan diikuti atau tidak," tuturnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Insider

Tags

Terkini

Terpopuler