PR DEPOK – Ajang Internasional G20 diketahui akan dilangsungkan di Bali, Indonesia, dan akan kedatangan beberapa pemimpin dunia, salah satunya Vladimir Putin.
Konflik Rusia dengan Ukraina membuat beberapa pihak mendorong untuk tak mengundang Vladimir Putin datang ke G20 Indonesia.
Salah satunya Joe Biden, yang menyarankan jika Indonesia tak melarang Vladimir Putin datang ke G20 Indonesia, berarti Indonesia harus mengundang juga Ukraina.
Baca Juga: Thariq Halilintar Usai Umroh Tak Langsung Pulang ke Rumah, Fuji: Thor Pulang Thor
Kendati demikian, dorongan beberapa pihak terhadap Jokowi agar tak mengundang Vladimir Putin, menurut Denny Darko adalah salah alamat.
“Sebenarnya pak Jokowi ini ya salah alamat, karena Presiden Jokowi tidak berhak untuk melarang siapapun untuk hadir ke konferensi ini tadi apalagi untuk menghalangi satu pemimpin negara untuk hadir di dalamnya,” ujar Denny Darko, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari YouTube pribadinya, 29 Maret 2022.
Menurut Denny Darko, dorongan untuk Jokowi agar tak mengundang Vladimir Putin, dipastikan tak akan dihiraukan.
Baca Juga: Terungkap Alasan Arab dan UEA Tolak Tingkatkan Produksi Minyak ke AS dan Negara Barat
“Sehingga jika ini yang akan ditekankan oleh negara barat, maka bisa dipastikan, Presiden Jokowi tidak akan melakukannya dan dia pasti akan tetap dalam pendiriannya mengijinkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk hadir di dalam G20,” ujar Denny Darko.
Adapun pihak yang melihat jika Indonesia tak melarang Vladimir Putin datang ke ajang G20 Indonesia, bisa jadi berpikir Indonesia turut mendukung Rusia.
Namun menurut Denny Darko, Indonesia lebih mendukung kepada perdamaian antara Rusia dengan Ukraina.
“Kalau saya boleh bilang, Indonesia ini lebih mendukung kepada usaha dan upaya menuju ke perdamaian,” ujar Denny Darko.
Pasalnya menurut Denny Darko, konflik Rusia dengan Ukraina saat ini, terdapat bagian sejarah yang harus dirunut risalah dan historisnya.
“Karena apa yang dilakukan oleh Rusia, ini adalah sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan konteks yang ada saat ini saja, ada sebuah sejarah panjang yang harus diperhitungkan,” ujar Denny Darko.***