Tidak seperti pesona James Bond dari Ian Fleming, pahlawan le Carre terjebak dalam belantara cermin di dalam intelijen Inggris dan mengalami kesulitan saat melarikan diri ke Moskow pada tahun 1963.
Baca Juga: 3 Cara Mendapatkan Banyak Teman
Penggambaran Perang Dingin yang begitu suram membentuk persepsi populer Barat tentang persaingan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat yang mendominasi paruh kedua abad ke-20 hingga runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Perang Dingin, bagi le Carre, adalah "A Looking Glass War" (nama novel di tahun 1965) tanpa pahlawan dan di mana moral dijual-atau pengkhianatan-oleh master mata-mata di Moskow, Berlin, Washington dan London.
Pengkhianatan terhadap keluarga, kekasih, ideologi, dan negara dijalankan melalui novel le Carre yang menggunakan tipu daya mata-mata sebagai cara untuk menceritakan kisah bangsa-bangsa, terutama kegagalan sentimental Inggris untuk melihat kemundurannya sendiri.
Baca Juga: 3 Cara Tetap Berpikir Positif di Tempat Kerja Meski Mendapat Tekanan
Begitulah pengaruhnya sehingga le Carre diberikan kredit oleh Oxford English Dictionary dengan memperkenalkan istilah spionase seperti "mole", "honey pot" dan "pavement artist" untuk penggunaan bahasa Inggris yang populer.
Karena karyanya, mata-mata Inggris sempat keberatan karena le Carre menggambarkan Dinas Intelijen Rahasia MI6 sebagai tidak kompeten, kejam dan korup.
le Carre memiliki sejumlah penggemar termasuk para pejuang Perang Dingin seperti mantan Presiden AS George H. W. Bush dan mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher.
Baca Juga: Sebut Pelaku Video Ancaman Ingin Adu Domba Orang Madura, Mahfud MD: Mungkin Masih Ada yang Diburu