PR DEPOK - Komika Indonesia, Ernest Prakasa belum lama ini mengingatkan pemerintah agar bisa serius menjaga kepercayaan rakyat.
Permintaan Ernest Prakasa itu berawal dari sebuah unggahan salah satu warganet perihal melonjaknya kasus Covid-19 yang dikaitkan dengan permasalahan haji.
Warganet tersebut menganggap bahwa kondisi genting pandemi Covid-19 sengaja dibuat seram, agar jemaah haji tak berangkat berhaji dan dananya dikorupsi.
Sempat kesal dengan pernyataan tersebut, tapi Ernest Prakasa menyadari hal itu tak serta merta dapat disalahkan.
"Ada yg mensyen di IGS (Instagram Story) bilang begini. Awalnya mau marah, tapi lantas mikir, pemikiran macam ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya," kata Ernest Prakasa seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @ernestprakasa.
Adanya pemikiran yang keliru tersebut tampak menjadi pertanda dari hilangnya kepercayaan masyarakat.
Hal tersebut, menurut Ernest Prakasa, merupakan konsekuensi logis dari sikap pemerintah yang tidak mampu menjaga integritas.
"Bila pemerintah tidak bisa menjaga integritas, kehilangan kepercayaan rakyat adalah konsekuensi logis," ucap komika berusia 39 tahun ini menjelaskan.
Meski sebenarnya kebijakan soal haji telah ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi, Ernest Prakasa berpendapat inti dari permasalahannya ada pada rasa percaya masyarakat ke pemerintah.
Menurutnya bila rasa percaya hilang dari masyarakat, maka kebijakan baik pun akan sulit diterima oleh mereka.
"Iya, soal haji memang ada ketentuan dari pemerintah Arab Saudi. Tapi intinya, kalo orang udah gak ada rasa percaya sama pemerintah, kebijakan yang seharusnya baik pun jadi mentah. Ini yang bikin pandemi makin ruwet," ujar Ernest menambahkan.
Berkaca dari kejadian itu, komika sekaligus produser film tersebut lantas mengingatkan pemerintah untuk serius menjaga kepercayaan rakyat.
"Makannya selain serius melawan pandemi, pemerintah juga butuh serius menjaga kepercayaan rakyatnya," katanya.
Kemudian seolah menyindir keseriusan pemerintah, Ernest Prakasa lalu membahas keringanan hukuman yang diterima koruptor.
"Kalo koruptor masi divonis ringan mah lupakanlah, kita jogedin shay," ucap Ernest Prakasa menutup pernyataan.