Pasalnya, kondisi ayah Arbani semakin menurun dan harus segela dilakukan tindakan untuk transfusi darah.
"Transfusi darah karena sudah keadaannya makin kritis, sehingga terpaksa diadakan transfusi. Tapi memang sudah janjinya pada Allah, ya mau bilang apa? Kita kan hanya makhluk yang bisa berupaya, semua terjadi, takdirnya," ujar pihak keluarga.
Ayah Arbani Yasiz pun meninggal dunia tak lama setelah melakukan transfusi darah, yakni sekitar pukul 4.05 WIB subuh tadi.
Namun, tak hanya menderita Covid-19, ayah Arbani ternyata juga memiliki penyakit bawaan, yakni jantung dan paru-paru.
"Sebenarnya ada penyakit bawaan ya, apa istilahnya itu, komorbid. Karena emang dia juga sudah pasang ring, emang ada paru-paru juga ada sedikit ini. Jadi makanya dilakukan tindakan medis secepatnya," ujarnya.
"Tapi ya itu tadi tidak memenuhi keinginan kita, jadi Allah lebih sayang pada dia daripada kita," katanya.
Untuk diketahui, ayah Arbani Yasiz meninggal dunia setelah berjuang untuk sembuh dari Covid-19.