Karim menuntut pembebasan saudaranya sebagai imbalan Riley, meskipun protes Amerika bahwa mereka tidak memiliki Rafid di penangkaran.
Skiles mencurigai bahwa Israel menahan Rafid, dan melakukan perjalanan dengan Ruzak untuk mengamankan pembebasan.
Keesokan harinya, ketika Skiles sedang melakukan kuliah di American University of Beirut, sebuah bom mobil meledak di luar Gedung.
Baca Juga: Harga Tes PCR di Bali Tembus Rp1,9 Juta, Said Didu: sepertinya Ada Pihak Berbisnis Dibalik Kekuasaan
Dalam kekacauan berikutnya, Skiles diperintahkan untuk pergi menemui Karim. Kemudian, Karim membawanya ke Riley.
Karim juga secara diam-diam memberi tahu Skiles bahwa Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menahan Rafid, sehingga Gaines tidak lagi dipercaya.
Skiles meyakinkan Crowder bahwa PLO menahan Rafid, dan dia mencuri 4 juta dolar AS dari kantor CIA untuk ditukar dengan Rafid.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 22 Dibuka? Simak Cara Daftar agar Lolos Seleksi
Penembak jitu Mossad sebenarnya adalah Bernard yang awalnya bertemu dengan Skiles ketika dia tiba di Beirut.
Crowder mengumumkan niatnya untuk melamar pekerjaan sebagai kepala stasiun, dan Skiles menawarkan jasanya sebagai negosiator.