Kendati demikian, masih menurut penuturan Dr. Errawan, IMT tak selalu jadi patokan karena ada beberapa pertimbangan lain terhadap aktivitas dan keluhan, terutama kalau pasien yang hanya kelebihan berat badan, tetapi ingin menjalani operasi beda bariatrik.
Baca Juga: Ricky Martin Dituding Lakukan Kekerasan dan Inses pada sang Keponakan, Pengacara: Itu Tidak Benar
Apakah pertimbangan lainnya untuk bedah bariatrik?
Sebagai contoh pasien belum IMT 30, tapi co-morbid dengan penyakit-penyakit penyerta, seperti jantung, diabetes melitus, hiperlipidemia (kelebihan lemak dalam darah), asma, dan hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol dalam darah).
Semua indikasi tersebut di atas sudah memenuhi syarat untuk dilakukan bedah bariatrk.
Saat ini ada dua jenis metode bedah bariatrik, yaitu yang sifatnya reversible (bisa dikembalikan ke keadaan semula) dan sebaliknya yang sifatnya irreversible (kondisinya tetap).
Baca Juga: Jadwal Konser Musik Jakarta Fair Hari Terakhir Beserta Harga Tiket Masuk PRJ Kemayoran 2022
Yang masuk ke dalam golongan reversible adalah metode gastric banding, di mana leher lambung akan diikat memakai band atau pita atau selang kecil yang terhubung ke sebuah pompa kecil yang ditanam bawah kulit.
Di pompa tersebut akan disuntikkan cairan steril menuju pita, dan pita bakal mengembang sehingga ‘mencekik’ leher lambung.
Akibatnya, pasien akan menjadi cepat kenyang karena terbentuk lambung baru yang ukurannya lebih kecil dari sebelumnya.