Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia di Usia ke-80 Tahun, Hujan Air Mata di Bulan Juli

- 19 Juli 2020, 12:27 WIB
Penyair Sapardi Djoko Damono.*
Penyair Sapardi Djoko Damono.* /Instagram.com/@damonosapardi

PR DEPOK - Sastrawan sekaligus penyair kondang Sapardi Djoko Damono dilaporkan meninggal pada Minggu, 19 Juli 2020. Ia wafat di usia ke-80 tahun yang dikabarkan karena mengalami penurunan fungsi organ.

Kabar itu kemudian langsung menyebar di media sosial, salah satunya diungkapkan oleh penulis Goenawan Mohamad melalui akun Twitter pribadinya @gm_g_.

Innalillahi wa Inailaihi roji’un: Penyair Sapardi Djoko Damono wafat pagi ini setelah beberapa bulan sakit. Maret 1940-Juli 2020,” kata GM, sapaan akrab Goenawan Mohamad.

Baca Juga: Empat Masker Kain Ini Banyak Dipakai Masyarakat untuk Cegah Covid-19, Manakah yang Paling Efektif? 

Sebelumnya, ia dirawat di rumah sakit beberapa waktu karena sakit. Sebelumnya, sastrawan Tanah Air itu mengembuskan napas terakhirnya pada usia ke-80 di Tangerang Selatan pada Minggu, 19 Juli 2020.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah meninggal dunia sastrawan besar Indonesia, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan pada hari ini 19 Juli 2020, pukul 09.17 WIB," kata pesan singkat yang diterima Antara.

Sebelumnya, Sapardi dirawat di rumah sakit sejak Kamis, 9 Juli 2020 lalu karena menurunnya fungsi organ tubuh.

"Sastrawan Sapardi Djoko Damono masuk ICU di Eka Hospital, BSD. Kerja organ tubuh menurun. Mari kita doa bagi kesehatannya," kata sutradara dari Komunitas Teater Keliling, Rudolf Puspa melalui akun Twitter-nya pada Jumat, 10 Juli 2020.

Baca Juga: Tega Jual Istri di Medsos dengan Tarif Rp 400.000, Pria Ini Berhasil Diringkus Polisi 

Sapardi merupakan sastrawan Indonesia yang aktif sejak tahun 1950-an hingga kini.

Tak hanya menulis sajak dan puisi, pria yang lahir pada 20 Maret 1940 itu juga memiliki karya tulis lain berupa esai dan cerita pendek.

Sejumlah puisi karya Sapardi pun mulai diapresiasi dan diangkat ke bentuk seni lainnya seperti untuk musikalisasi puisi.

Salah satu karya dari puluhan buku dan karya tulis Sapardi Djoko Damono yakni "Hujan Bulan Juni" (1994). Para penggemar pun bersedih dan menuliskan rasa kehilangannya melalui media sosial Twitter.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Negara Palestina Telah Dihapus Google dari Peta Dunia 

Hingga kini, namanya menjadi trending di Twitter dengan nama ‘Pak Sapardi’ dan sudah mendapatkan lebih dari 36,7 ribu twit. Sapardi Djoko Darmono dan 'Eyang' pun ikut trending yang menandakan rasa kehilangan para penikmat sastra dan kata-kata Sapardi yang membius.

Salah satunya aktivis Budiman Sudjatmiko yang menuliskan rasa duka atas kepergian almarhum.

"Tak ada hujan di bulan Juni, ada hujan air mata di bulan Juli. Sebab itu, aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kisah yang menjadi sejarah. Selamat jalan penyair, pak Sapardi Djoko Darmono. Innalillahi wa innailahih rajiun," tulis aktivis sekaligus motivator @budimandjatmiko.

Penulis novel "Negeri Lima Menara" Ahmad Fuadi juga turut menuliskan pesan kehilangan di Instagramnya @afuadi.

"Hujan Bulan Juli. Hujan duka. Selamat jalan Pak Sapardi. Percik tintamu akan terus menetes dari langit puisimi, sejak hari ini, sampai abadi. Al Fatihah," tulis Ahmad Fuadi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x